jpnn.com, PALEMBANG - PT Abu Tours kembali mengingkari janjinya. Hingga tadi malam, pihak perusahaan belum juga menepati janjinya untuk mengumumkan perkembangan keberangkatan jemaah umrah.
Pantauan kantor cabang Abu Tours Palembang di kawasan Pakjo, beberapa orang tampak datang ke sana sekitar pukul 19.00 WIB. Ada yang naik motor, maupun mobil. Di antara mereka ada yang jemaah umrah travel.
BACA JUGA: Sempat Bermasalah, Abu Tour Berangsur Berangkatkan Jemaah
Mereka terkejut melihat tiga dari empat pintu kantor bercat merah itu dipasangi garis polisi (police line). Tampak selembar kertas putih ditempelkan pada rolling door tersebut.
Tulisannya, “Tolong jangan ada yang anarkis. Permasalahan sedang diproses IB 1 untuk sementara (Polsek IB 1).”
BACA JUGA: Jemaah Gagal Berangkat Umrah, Abu Tours Dipanggil Dewan
Halaman kantor itu dipagari rantai besi. Beberapa penjaga terlihat berada di sana. Namun, satu per satu mereka kemudian pergi naik sepeda motor. Dari seorang penjaga kantor itu, sekitar pukul 15.00 WIB kemarin, memang ada sekitar 70-an jemaah yang datang ke sana.
“Garis polisi ini untuk keamanan. Tapi, saya tidak tahu masalah persisnya apa. Saya hanya jaga keamanan saja,” ujar pria itu tanpa mau menyebutkan namanya. Koran ini mencoba membincangi seorang wanita yang tadi malam datang ke sana.
BACA JUGA: Menteri Agama: Satgas akan Awasi Gerak-gerik Abu ToursÂ
Sebelumnya, tampak dia mengambil handphone-nya dan memfoto kantor yang disegel itu. Foto itu kemudian dikirimkannya kepada seseorang. “Wah, ini benar-benar bikin resah,” celetuknya, sambil berbicara dengan orang yang ia telepon.
Ada juga seorang pria berkaca mata yang datang setelahnya. Warga Kecamatan Kemuning itu mengaku kaget sekaligus kecewa. “Ada dua orang keluarga saya yang sudah daftar untuk umrah, sampai sekarang belum diberangkatkan,” bebernya.
Keluarganya itu dijanjikan berangkat Januari 2018, tapi hingga kemarin tak ada kejelasan. “Siang tadi (kemarin, red), saya sudah ke sini bersama puluhan jemaah lain. Kami menanyakan kepastian berangkat. Tapi karyawannya belum bisa memastikan,” beber dia.
Pria tersebut mengaku khawatir kejadian seperti First Travel akan terulang. “Lah, malam ini ternyata dipasangi police line. Ini ada apa. Kami akan datang lagi untuk memperoleh kejelasan dari pihak Abu Tours,” tukasnya.
Jemaah Abu Tours asal OKU Timur, H Sutam SPd, mengatakan, dirinya kemarin sore sempat mencoba menghubungi salah seorang staf Abu Tours Palembang. “Biasanya aktif, nah sore tadi tidak aktif lagi. Saya dapat informasi kalau ada jemaah yang mendatangi kantor itu sore tadi (kemarin),” beber Kepala SMAN 2 Martapura itu.
Sutam menyatakan, dia belum ke Palembang karena masih berharap bisa diberangkatkan Februari ini. “Saya akan tunggu sampai akhir Februari. Jika tidak, saya minta uang dikembalikan. Kebetulan, yang bawa saya ke Abu Tours itu teman sesama guru, jadi teman saya itu siap jika tidak berangkat duit akan dikembalikan,” bebernya.
Kapolsek Ilir Barat (IB) 1 Kompol Masnoni menjelaskan, pihaknya memang melakukan penyegelan dengan memasang police line di kantor Abu Tours tersebut. Penyegelan dilakukan pukul 17.00 WIB, usai kedatangan sekitar 30 jemaah. Tujuannya agar tidak ada pemaksaan atau perbuatan yang tidak diinginkan dari jemaah.
“Penyegelan kami lakukan mengantisipasi upaya jemaah melakukan pendudukan kantor tersebut,” jelasnya. Garis polisi tersebut akan dibuka kembali apabila situasi sudah kondusif atau ada kesepakatan antara pihak Abu Tours dengan para jemaah.
Masnoni menambahkan, sudah hubungi pihak Abu Tours Jakarta untuk datang ke Palembang dan menemui langsung para jemaah. “Kami telepon Manajer Operasional Abu Tours Wilayah Barat, Pak Wajidi. Intinya, masalah ini kami mediasi secepatnya,” pungkas dia.
Pihaknya sudah mendapatkan latar belakang puluhan jemaah yang kemarin mendatangi kantor cabang Abu Tours tersebut. Kata Masnoni, adanya keresahan diawali penundaan keberangkatan sekitar 500 calon jemaah umrah Januari lalu. “Sampai saat ini tidak ada kejelasan,” ucapnya.
Sedang dari para karyawan travel umrah itu didapatkan keterangan kalau penyebab penundaan keberangkatan karena ada penambahan biaya sebesar 5 persen dari total biaya yang telah ditetapkan pihak travel.
“Untuk kepastian nasib jemaah, kantor cabang di Palembang ini juga menunggu kepastian dari kantor pusat Abu Tours yang ada di Makassar,” katanya.
Sayangnya, Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) sudah berusaha menghubungi nomor telepon Andi Akbar Asban, perwakilan Abu Tours dari kantor pusat yang datang ke Kanwil Kemenag Sumsel 5 Februari lalu.
Sayang, nomor handphone (hp) miliknya tidak aktif. Andi dalam pertemuannya dengan Kepala Kanwil Kemenag Sumsel HM Alfajri Zabidi menyatakan, 8 Februari pihaknya akan mengeluarkan semacam memo. Selain mengumumkan jadwal pemberangkatan umrah, juga beberapa hal lain. Termasuk kemungkinan penambahan biaya untuk jemaah yang sudah mendaftar dan juga refund (pengembalian uang) jika ada jemaah yang minta.
Dia menegaskan komitmen Abu Tours untuk memberangkatkan para jemaah yang sudah mendaftar. Tahap awal di Februari ini, travel itu akan memberangkatkan sekitar 1.660 jemaah Sumsel dari total 7.000 orang yang sudah mendaftar. Tentu saja secara bertahap. Koran ini juga mencoba menghubungi nomor telepon Biyan, staf Abu Tours di Palembang. Tapi nomor itu juga tidak aktif.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan pihaknya tidak mengawasi travel umrah. Namun, sebagai anggota Tim Satgas Waspada Investasi, pihaknya akan ikut mendalami permasalahan travel umrah dan membahasnya bersama instansi terkait.(vis/wly/sal/cj10/ce1)
Redaktur & Reporter : Budi