Dibutuhkan Ratusan Kepala Sekolah

Selasa, 28 Maret 2017 – 07:16 WIB
Siswa SD. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, PONOROGO - Keberadaan tenaga honorer terbukti vital bagi dunia pendidikan di Ponorogo, Jatim.

Pasalnya, jumlah pendidik dan tenaga kependidikan saat ini jauh dari ideal.

BACA JUGA: Kepsek Rela Ngantre Demi Surat Rekomendasi Dana BOS

Guru sekolah dasar (SD), misalnya. Jumlahnya masih kurang ribuan orang.

"Untuk SD memang sangat kurang. Baik tenaga guru atau kepala sekolah,'' kata Kepala Dispendik Ponorogo Tutut Erliena kemarin (27/3).

BACA JUGA: Kepsek Gagal Uji Kompetensi Bakal Diganti

Sayang, dia belum bisa menyebutkan angka pasti. Alasannya, Tutut tidak memegang data.

Namun, dia menyebutkan nyaris tembus 4.000 guru jika ditambah guru SMP dan SMA/SMK, sedangkan kepala SD masih kurang ratusan orang.

BACA JUGA: Miris! Gedung SD Negeri Dibiarkan Seperti Ini

Pihaknya tengah mendata ulang, terutama SD. Ada sekolah yang berstatus kurang dan sangat kurang.

Kekurangan terbanyak adalah guru kelas. Penyebabnya, banyak guru yang memasuki masa pensiun, tetapi belum ada perekrutan lagi sejak lima tahun terakhir.

"Setiap tahun rata-rata lebih dari 20 guru pensiun,'' ujarnya, sembari menyebutkan lebih dari 30 guru yang pensiun tahun ini.

Menurut Tutut, jumlah tenaga kependidikan jauh dari ideal.

SD nonparalel minimal memiliki enam guru kelas, masing-masing satu guru agama dan olahraga, serta satu kepala sekolah.
Faktanya, tidak satu pun SD memenuhi standar minimal tersebut.

Padahal, standar sekolah ideal juga memiliki tenaga kebersihan, keamanan, dan administrasi di samping sembilan tenaga pendidik tersebut.

"Kondisinya memang sangat kurang. Keberadaan tenaga honorer memang sangat membantu. Tetapi, kami tidak diperkenankan mengangkat tenaga honorer sejak 2005,'' dalihnya.

Pengangkatan tenaga honorer dikembalikan ke sekolah masing-masing.

Namun, hal itu wajib dikoordinasikan dengan komite sekolah. Kebijakan tersebut dinilai solusi terbaik.

Tak pelak, tenaga honorer, baik guru tidak tetap (GTT) maupun pegawai tidak tetap (PTT), ada di setiap sekolah.

Jumlahnya bervariasi. Bahkan, di beberapa sekolah mendominasi. Sebab, guru PNS hanya ada satu dua orang. Kekurangannya diisi guru honorer.

Terpisah, Ketua PGRI Ponorogo Prayitno menyebutkan, peran tenaga honorer tidak terpisahkan dari dunia pendidikan.

Bukan hanya di Ponorogo, tetapi juga di semua daerah.

Bahkan, pendidikan bisa lumpuh jika tenaga honorer ditiadakan.

Diperkirakan, guru honorer di Ponorogo mencapai 3.800 orang.

Untuk SD, jumlahnya diperkirakan lebih dari 2.000 guru. (agi/sat/c21/end/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelantikan 171 Kepala Sekolah Diprotes


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler