jpnn.com, SIDOARJO - Masa kepemimpinan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah tinggal 1,5 tahun lagi. Beberapa nama kandidat calon bupati pengganti mulai diperbincangkan.
Forum Muda Sidoarjo (Formusa) bahkan menggelar diskusi publik menyongsong Sidoarjo 2020. Kriteria dan parameter calon ditentukan.
BACA JUGA: CATAT! Pilkada Serentak 2020 Digelar Pada 23 September
Selain memetakan figur yang diperkirakan maju, peserta menyampaikan kriteria calon-calon bupati Sidoarjo dalam dialog tersebut.
Peneliti Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PWNU Jatim A. Miftahus Surur memaparkan kriteria calon bupati Sidoarjo ke depan.
BACA JUGA: KPU Buka Peluang Gunakan E-Rekap di Pilkada Serentak 2020
BACA JUGA : PA 212 Segera Gelar Ijtimak Ulama IV, Prabowo Kemungkinan Tak Diundang
Menurut dia, setiap kandidat harus memahami wilayah. Terutama tantangan yang akan dipecahkan. Tantangan yang pertama berkaitan dengan wilayah Sidoarjo. Lokasi Kota Delta sangat strategis. Berdekatan dengan Surabaya.
BACA JUGA: Anggota KPU: Tidak Ada Kawan dan Lawan Abadi dalam Politik
Faktor kedekatan geografis itu menjadi tantangan. Jika sanggup mengembangkan, Sidoarjo bakal sangat diuntungkan.
''Perkembangan wilayah semakin cepat,'' paparnya.
Contohnya, sektor investasi. Modal yang masuk terus meningkat. Sidoarjo menjadi jujukan para investor.
''Karena lahan di Surabaya sudah habis,'' ujarnya.
Tantangan kedua, sektor perikanan dan industri pengolahan ikan. Dia menjelaskan, Sidoarjo memiliki banyak tambak yang tersebar di Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Candi, serta Jabon.
''Sektor perikanan menjadi potensi untuk menambah pendapatan. Bisa juga dimanfaatkan sebagai wisata,'' ucapnya.
Selanjutnya, sektor pelayanan publik. Di era Industri 4.0, dalam pelayanan, pemkab harus memanfaatkan kecanggihan teknologi.
BACA JUGA : Ulama Doakan Yenny Wahid Masuk Bursa Menag, Mensos, Mendikbud
Contohnya, pelayanan kependudukan. Harus ada terobosan baru untuk mempercepat pelayanan.
Tantangan lain yang lebih spesifik adalah pengembangan desa. Dia menuturkan, Sidoarjo memiliki 322 desa.
Setiap desa memiliki produk unggulan. Contohnya, Desa Ngingas di Waru. Sejak dulu, wilayah itu dikenal sebagai kampung logam. Namun, pemkab belum maksimal mengembangkan potensi tersebut.
Ke depan, pelaku industri harus diberi kemudahan. Caranya, pemkab memberikan fasilitas kepada UMKM untuk bertemu pelaku industri.
Yang tidak kalah penting adalah menuntaskan masalah dasar. Yakni, banjir, pendidikan, kesehatan, dan kemacetan.
Direktur Resi Persada tersebut menjelaskan, pemimpin baru harus mampu menyelesaikan persoalan itu. ''Harus sering blusukan mendengarkan keluhan warga,'' katanya.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Sidoarjo Mochammad Zaenal Abidin menambahkan, ada beberapa persoalan yang harus dituntaskan pemimpin baru.
Salah satunya masalah yang berkaitan dengan hiburan malam. Menurut dia, masih ada kafe dan warung di Sidoarjo yang menyediakan miras.
''Kultur agama di Sidoarjo kuat. Masalah itu harus dituntaskan,'' katanya.
Lebih lanjut, dia menuturkan, calon bupati ke depan tidak harus dari NU. Namun, calon bupati memiliki agama yang kuat.
''Kapasitas dan kapabilitas juga harus dimiliki,'' ucap mantan ketua KPU Sidoarjo tersebut. (aph/c13/roz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Pilkada Serentak 2020, Muncul Desakan Aturan Diubah
Redaktur & Reporter : Natalia