Dicari Sosok yang Penuh Terobosan

Senin, 03 Agustus 2009 – 08:41 WIB

Posisi Jaksa Agung amat strategis dalam pemberantasan korupsiSetiap pergantian pemerintahan, kursi pimpinan korps adhyaksa itu selalu menjadi incaran parpol

BACA JUGA: SBY Masih Pertahankan Hendarman?



Bursa kabinet 2009?2014 terus menghangat
Salah satu pos pejabat setingkat menteri yang menjadi bahan pembicaraan adalah Jaksa Agung yang kini dipegang Hendarman Supandji

BACA JUGA: Umat Hindu Rayakan Saraswati

Apalagi, kinerja Jaksa Agung karir yang resmi dilantik pada 9 Mei 2007 itu selama ini sering mendapat kritik
Ini terutama terkait komitmennya dalam reformasi internal dan kinerja dalam pemberantasan korupsi.

Di internal DPR muncul opini berbeda

BACA JUGA: Ringkus Noordin CS Sebelum 17 Agustus

Ada yang mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) agar melanjutkan Hendarman di struktur kabinetnyaAda juga yang meminta mantan Jampidsus kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 6 Januari 1947 itu tidak lagi direkrut ke kabinet"Kita memerlukan figur yang tidak sekadar memiliki komitmen penegakan hukum, tetapi berani membuat terobosan mendasar yang bisa memperbaiki kinerja Kejaksaan Agung," kata Ketua FPPP DPR Lukman Hakim Syaifuddin kepada Jawa Pos kemarin (2/8).

Lukman memang tidak mau secara eksplisit meminta SBY mengganti HendarmanNamun, Lukman menilai kepemimpinan Hendarman sangat datarJaksa agung itu sebatas melanjutkan kebiasaan yang selama ini berjalan di institusinyaDengan kata lain, tidak ada gebrakan atau prestasi yang istimewa"Wajar kalau masyarakat menilai Hendarman biasa-biasa saja," ujar Lukman yang juga ketua DPP PPP ituMenurut dia, persoalannya bukan soal karir atau nonkarirYang terpenting Jaksa Agung ke depan bisa memiliki leadership yang kuatSelain itu, dia memiliki komitmen reward dan punishment yang jelas, khususnya bagi para jaksa.

Menurut Lukman, ini sangat penting untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada kejaksaaan"Jaksa-jaksa yang baik harus diberi kepercayaanMereka yang melakukan penyimpangan harus diberi sanksi berat," tandasnyaSayangnya, Lukman enggan menyebut contoh Jaksa Agung yang ideal.

Anggota Komisi III DPR dari PDIP Gayus Lumbuun punya pandangan berbedaDia menilai Hendarman sudah melakukan pembenahan di level Kejaksaan AgungBahkan, hal itu terasa sampai level kejaksaan tinggi"Tapi, itu mandek di tengah, nggak sampai ke bawahKejari (kejaksaan negeri, Red) masih ngawur, sering terjadi pelanggaran proses," katanya.

Dia mencontohkan ditahannya Prita Mulyasari atas perintah Kejari TangerangPrita didakwa setelah e-mail-nya yang mengeluhkan pelayanan RS Omni International beredar di internetMeski akhirnya dibebaskan, dia sempat mendekam tiga minggu di Lapas Wanita Tangerang

Karena itu, kalaupun citra kejaksaan masih buruk, itu lebih pada level kejariUntuk mengatasinya, menurut Gayus, Hendarman harus lebih banyak turun"Jadi, kelemahan kejaksaan itu tidak berarti langsung ke sosok HendarmanIni lebih kepada pelaksana lapangannya," kata wakil ketua Badan Hukum dan Advokasi DPP PDIP itu"Saya rasa kinerja Jaksa Agung sudah positifBeliau tidak keras, tapi tegas," imbuh Gayus.

Sekjen DPP Partai Demokrat Marzuki Alie menolak dimintai penilaian tentang sosok Jaksa Agung Hendarman SupandjiMenurut dia, SBY yang paling pas menilaiTermasuk membandingkannya dengan figur Jaksa Agung sebelum Hendarman, yakni Abdul Rahman Saleh, yang berasal dari kalangan nonkarir"Kami ini kan orang luar yang hanya bisa melihat kulitnyaJadi, terserah SBY sajaBeliau yang punya catatan bagaimana kinerja bawahannya," ujar Marzuki.

Soal karir atau nonkarir, Marzuki berpandangan, itu seharusnya tidak perlu terlalu dipermasalahkanPertimbangan utama terletak pada komitmen, kompetensi, dan loyalitas"Kalau di dalam nggak ada orang bagus, mengambil dari luar why not," tandasnya(pri/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jamin Tak Ada Penahan Prita


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler