jpnn.com, BATAM - Enam orang WNA Singapura yang diamankan POM Lanal Batam pada Minggu dini hari di Kampung Bule diserahkan ke Imigrasi untuk dideportasi ke negaranya, Senin (24/4) pukul 08.00.
Pemulangan enam orang yang mulanya diduga tentara Singapura, diserahkan ke pihak imigrasi dan konsulat Singapura oleh POM AL Lanal Batam.
BACA JUGA: Jelang Ujian Nasional, Pelajar SMP-MTs Batam Doa dan Dzikir Bersama
"Benar ada kejadian itu," kata Dan Lanal Batam Kolonel, Ivong Wicaksono Wibowo, Senin (24/4).
Mengenai kejadian ini, dijelaskan oleh Danden POM Lanal Batam, Mayor Laut (PM) Joko Hary Mulyono mengatakan ke enam orang tersebut, tiga di antaranya adalah pelajar dari sekolah pelayaran di Singapura.
BACA JUGA: Tragis, Pria Ini Tewas Tertimpa Pohon Tumbang Saat Berteduh
Sedangkan tiga orang lainnya adalah pernah mengikuti Wajib Militer di Singapura dan bekerja di instansi militer sebagai pegawai sipil.
Dua orang yang kedapatan memiliki kartu identity mirip militer yakni Kanessan Gunasegaran dan Ashok Kumar.
BACA JUGA: Puluhan Perwira Polda Kepri Dimutasi
"Kartu mereka itu mirip KTA militer. Tapi setelah ditelusuri, ternyata mereka itu hanya pekerja sipil di instansi militer," ungkap Joko.
Dia mengatakan bahwa diamankannya enam orang WNA Singapura ini sebagai bentuk antisipasi dari Lanal Batam dari ancaman yang membahayakan.
Sebab bila militer asing memasuki Indonesia, haruslah memiliki surat izin khusus atau surat tugas. Sebab bila tidak memiliki surat tersebut, ada beberapa kemungkinan yang mereka perbuat di Indonesia.
"Dalam rangka mata-mata atau apa. Kami tak ingin hal ini terjadi, maka kami amankan dulu dan periksa," ucapnya.
Namun setelah tau mereka pernah mengikuti wajib militer dan bekerja sebagai pegawa sipil di instansi militer. Joko mengatakan dirinya menyerahakan sepenuhnya WNA tersebut ke pihak imigrasi.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam, Teguh Prayitno membenarkan adanya kejadian ini. "Iya, besok (25/4) kami ekspose," ucapnya singkat. (ska)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Please, Pelayanan Pariwisata dan Maritim Jangan Tumpang Tindih
Redaktur & Reporter : Budi