Digerus Tambang, Situs Majapahit di Situbondo Rusak

Minggu, 07 September 2014 – 10:06 WIB
NYARIS HILANG: Lokasi situs Kerajaan Majapahit rusak karena penambangan pasir. Foto: Edy Supriyono/Jawa Pos Radar Banyuwangi

jpnn.com - SITUBONDO – Kondisi situs peninggalan Kerajaan Majapahit timur atau kedaton timur di Dusun Melik, Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, kini memprihatinkan. Bangunan berupa strukur batu bata itu banyak yang rusak karena penambangan pasir.

Warga sekitar percaya bahwa tumpukan batu bata di daerah mereka tersebut merupakan bekas benteng Kerajaan Majapahit. ’’Penambangan pasir lokasinya sangat dekat dengan situs Kerajaan Majapahit,’’ kata anggota Forum Penyelamat Cagar Budaya (FPCB) Situbondo Agus Ariyanto.

BACA JUGA: Buka Lowongan Lulusan SMA jadi CPNS

Jika aktivitas itu tidak dibatasi, peninggalan sejarah yang bernilai tinggi tersebut akan hancur. ’’Kedalaman tambang pasir sudah mencapai 20 meter. Jika tidak dihentikan, bisa memicu longsor dan merusak situs bersejarah itu,’’ jelasnya.

Situs yang hanya berupa tatanan batu bata tersebut selama ini memang kurang diperhatikan pemerintah. Padahal, jika dilihat dari nilai historinya, situs itu menjadi alur kekuasaan Kerajaan Majapahit di wilayah timur Pulau Jawa. ’’Situs itu bernilai tinggi,’’ tuturnya.

BACA JUGA: Akhir September, Seluruh Kuota Mitan Subsidi Tarakan Ditarik

Karena itu, Ariyanto sangat menyayangkan jika situs tersebut hilang karena penambangan pasir. Untuk menjaga kelestariannya, Pemkab Situbondo diminta menertibkan aktivitas itu. ’’Pemkab harus ikut menjaga untuk mencegah bahaya lebih jauh dari kondisi situs tersebut,’’ ungkapnya.

Lokasi timbangan pasir di Dusun Melik, Desa Sumberejo, itu awalnya hanya kecil. Para penambang mengeruk pasir dengan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul dan cikar sehingga aktivitas mereka tidak mengkhawatirkan. ’’Sekarang pakai alat berat dan kendaraan besar,’’ papar Farida, 41, warga sekitar.

BACA JUGA: Mahasiswa vs Polisi Makassar, Dua Busur Diamankan

Selain merusak situs, keberadaan kendaraan besar yang berlalu-lalang di sekitar situs dianggap warga merusak jalan kampung. ’’Tanaman juga terganggu karena terkena debu dari tempat penambangan pasir,’’ ucapnya. (fre/abi/JPNN/c15/bh)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asap Kian Mengancam, Warga Diimbau tak Keluar Rumah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler