Digitalisasi Aksara Sunda tak Direspons, Pegiat Kirim Surat Terbuka untuk Ridwan Kamil

Kamis, 17 Desember 2020 – 03:25 WIB
Aksara Pegon akan digitalisasi. Foto: dok PANDI

jpnn.com, JAKARTA - Tokoh pegiat aksara Sunda Ilham Nurwansah bersama Dadan Sutisna, mengirim surat terbuka melalui status Facebook yang ditujukan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tertanggal 15 Desember 2020.

Hal itu dilakukan imbas dari tidak diresponsnya untuk mendapatkan surat dukungan dari lembaga pemerintahan daerah perihal pendaftaran aksara Sunda ke lembaga internet dunia, yaitu Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN).

BACA JUGA: Ikhtiar PANDI Mendigitalisasi Aksara Nusantara ke Dalam Format IDN

Dalam suratnya Ilham mengatakan, perhatian Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) pada pengembangan budaya di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan dunia digital patut diapresiasi.

“Melalui program ‘Merajut Indonesia’, PANDI ingin melakukan digitalisasi semua aksara di Indonesia, antara lain dengan mendaftarkan enkripsi aksara ke ICANN. Ini sepertinya sederhana, tapi sangat penting. Melalui pendaftaran ke ICANN, aksara Sunda dapat dijadikan nama domain atau URL,” kata Filolog Aksara Sunda itu.

BACA JUGA: PANDI Perpanjang Lomba Bikin Website Konten Aksara Sunda

Untuk meluluskan rencana itu, lanjut Ilham, setidaknya ada dua syarat yang harus dipenuhi.

Pertama, aksara tersebut terbukti digunakan di laman web, dan ini bisa diupayakan melalui Lomba Website Aksara Sunda.

BACA JUGA: PANDI Resmikan Marketplace Domain Premium

Kedua, mendapat dukungan dari lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat lainnya.

PANDI sudah menyurati masing-masing daerah, akan tetapi respons dari pemerintah Jawa Barat nyaris tak terdengar.

“Karena surat tak berbalas, pada tanggal 22 Juni 2020 kami dan perwakilan PANDI berkunjung ke Disparbud Jawa Barat. Namun, belum ada tindak lanjut yang diharapkan. Pada bulan kemarin pun PANDI mengirim lagi surat, tetapi masih belum ada kabar baik,” tambah Ilham.

Dadan menambahkan, mereka tidak mengharapkan dukungan materi dari pemerintah, melainkan surat dukungan sesuai format.

Ia membandingkan dengan daerah Yogyakarta yang mendapatkan dukungan penuh dari Pemda, terkait digitalisasi aksara Jawa.

Dadan mengaku surat terbuka ini sebagai langkah terakhir yang dilakukan untuk mengetuk nurani pemerintah agar bisa ikut berpartisipasi.

Sekaligus juga mendukung langkah pelestarian aksara Sunda agar bisa hadir di internet dan bisa dipergunakan di perangkat elektronik.

Beberapa upaya telah dilakukan sebelumnya, tetapi selalu terjerat di belantara birokrasi.

"Oleh karena itu, kami ingin mengabarkan bahwa mulai tahun ini, atas inisiatif Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), tengah berlangsung Digitalisasi Aksara Daerah di Indonesia," tulis Dadan dalam surat.

"Ya, ini tentang teknologi informasi. Tentang internet. Tentang bagaimana aksara di belahan dunia bisa bercengkerama dalam perangkat-perangkat digital. Termasuk seharusnya aksara Sunda juga ikut terlibat."

Di tempat terpisah di Jakarta, Heru Nugroho, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha PANDI juga mengungkapkan kekecewaan yang sama terhadap minimnya dukungan oleh pemerintah.

Heru menganggap pemerintah masih belum mau serius menanggapi upaya pelestarian aksara Nusantara yang coba dilakukan oleh teman-teman pegiat aksara dan stakeholder lain. (rdo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler