"Kami selalu ingatkan jemaah untuk menjaga kesehatannya
BACA JUGA: Putusan MK Tak Pengaruhi Status Antasari
Bukan itu sajaSementara itu, Rabu malam (25/11), jemaah diberitakan sudah mulai berduyun-duyun bergerak menuju Arafah dan Mina
BACA JUGA: KPK Pelajari Hasil Audit Atas Century
Meski pergerakan jemaah sempat terhenti karena hujan dan angin, namun hasrat menuju puncak haji tampaknya tak membuat semangat jemaah menjadi kendur.Alasan jemaah mulai berduyun memasuki Arafah adalah agar tidak terlambat saat melakukan wukuf
BACA JUGA: Boediono dan Sri Mulyani Diminta Non-aktif
Jemaah pastilah berduyun-duyun penuh semangat menuju Arafah dan MinaYang paling dikhawatirkan jemaah ialah terlambat wukuf," kata Kepala Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah dan Mina (Satop Armina), Abu Haris pula, seperti dilansir Media Center Haji (MCH).Hujan deras yang sempat mengguyur Arafah membuat karpet-karpet basahUntungnya, jemaah ada yang membawa tikar rangkap yang terbuat dari plastik"Memang selama musim haji, jarang sekali hujan persis menjelang wukufMakanya, datangnya hujan secara tiba-tiba membuat panitia (Arab) tidak terlalu siap," tutur Abu Haris.
Suhu di Arafah juga disebutkan sempat turun tajam menjadi 20 derajat Celcius, dari yang lazimnya 32 derajat CelciusBahkan saat malam suhu turun lebih rendah lagi menjadi 18 derajat CelciusKondisi cuaca seperti inilah yang dikhawatirkan bisa meningkatkan jumlah jemaah yang jatuh sakit.
Untuk diketahui, sehari menjelang wukuf, jemaah calon haji asal Indonesia yang meninggal dunia juga masih bertambahBila kemarin, Selasa (24/11), jumlahnya sudah mencapai 96 orang, Rabu (25/11) malah disebutkan bertambah menjadi total 105 jemaah yang wafat.
Mereka yang menghembuskan nafas terakhir pada detik-detik menjelang puncak haji itu, antara lain ialah Nina Puja Astuti Binti Uteng (jemaah asal Subang), yang meninggal 25 November pukul 00.45 WAS, serta Rosdiana Binti H Rolib (diberangkatkan oleh PT Hikmah Perdana Kampungbaru) yang meninggal pukul 01.43 di pemondokan, MekahSelanjutnya masih ada Daldiri bin Iman Khawadis (asal Bantul) yang meninggal pukul 16.00 WAS karena shock septic, Malik Hele bin Tanduala (diberangkatkan oleh PT Gadika Expresindo Kendari) yang meninggal karena bronchoponi atau gagal paru, serta Mustofa Bin H Yusuf (Bandung), yang meninggal karena shock kardiogenik(gus/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi III Pertanyakan Jatah Century Susno
Redaktur : Tim Redaksi