Dihabisi Orang Terlatih, Polisi Dinilai Lamban

Kamis, 08 Desember 2011 – 05:34 WIB

MAKASSAR - Penyidik Polrestabes Makassar dan Polsekta Rappocini belum berhasil mengungkap motif dan pelaku tewasnya mantan manajer PT Merpati Nusantara Air Lines (Merpati) Makassar, Imam Bagus NugrahaPolisi terkendala istri Imam, Andi Indria Safitri yang belum memberikan keterangan ke penyidik hingga, Rabu, 7 Desember

BACA JUGA: Korban Prostitusi Cek Foto Anggota DPRD



Kendati demikian, FAJAR (Grup JPNN) yang beberapa kali mengorek keterangan dari keluarga istri Imam di TKP, mengakui, adanya masalah serius di internal keluarga
Seperti apa masalah itu? Lelaki yang mengaku anggota “korps baju cokelat” dan mengaku bertugas di luar Sulsel itu, menjawab, ceritanya rumit dan panjang

BACA JUGA: Baru Pulang Haji Langsung Dibekuk Polisi



Ia menduga Imam dihabisi orang suruhan
“Targetnya bukan hanya Imam, tapi satu keluarga

BACA JUGA: Empat Hari Anak Tiri Dicabuli

Termasuk saya juga,” ujarnya pelan-pelan saat ditemui di lantai dua rumah yang berada di kompleks Town House Sungai Saddang itu

Saat FAJAR menanyakan apakah ada kaitan dengan eks tempat kerja almarhum di Merpati? Atau masalah utang piutang? Pria bertubuh kekar dan bertato di lengan dan kakinya itu, manampiknya“Tidak ada,” katanya

Sebenarnya, FAJAR berusaha mengajak sumber tersebut, memberikan keterangan ke penyidik kepolisian mengenai dugaan-dugaannyaSebab sebagai keluarga, ia mengaku mengetahui pelaku kasus ini“Sabar sajaPasti saya kontek kalau pelakunya sudah munculKalau sudah saya tangkap baru saya serahkan,” katanya, berusaha meyakinkan

Dugaan bahwa kasus ini terencana dan rapi, semakin kuatSekaligus menguatkan bahwa korban kemungkinan dihabisi oleh orang terlatihTerbukti, selain leher yang patah dan darah keluar dari hidung, tak ada luka lain tanda-tanda kekerasan pada diri korbanJuga tidak ditemukan kerusakan di TKP

Begitu juga motif perampokan, sudah jauhSebab tidak ditemukan adanya barang berharga yang hilangMalah tiga ponsel milik korban, diakui keluarga tidak hilang. 

Dalam guyuran hujan deras dan dinginnya malam, FAJAR meninggalkan rumah berlantai dua tersebutSejak tewasnya Imam, lelaki yang mengaku anggota itu, ditugaskan keluarganya menjaga keluarga istri almarhumAlasannya, dia meyakini bahwa ini kasus pembunuhan dan keluarga lainnya terancam

Sementara itu,  jika tim yang diturunkan penyidik kepolisian serius tentunya, siapa pemilik sidik jari di tembok tersebut sudah dapat diketahuiMenurut Wakil Direktur LBH Makassar, Zulkifli Hasanuddin, pengungkapan kasus seperti ini pada dasarnya tidak membutuhkan waktu lamaCukup satu minggu saja

Namun, dari ditemukan sidik jari atau bercak darah itu, sebenarnya itu sudah dapat menjadi bukti awal kepolisian untuk melakukan penyelidikanKarena itu, alat bukti seperti ini harus benar-benar diolahApakah bercak darah yang ditemukan di tembok, seprei dan lainnya, adalah darah korban atau bukan.

Jika memang itu darah korban, tentunya ada pelaku lainJika ada sidik jari, tentunya yang perlu diketahui siapa pemilik sidik jari di tembok tersebutSetiap fakta-fakta baru yang ditemukan tim dari kepolisian dalam mengungkap kasus tersebut harus segera dihubungkan"Tinggal periksa saja (sidik jari)," tandasnya

Walau begitu, sambung Zulkifli, dirinya berharap agar tim dari kepolisian bekerja secara profesionalMaksudnya, dari sikap profesional tersebut, lanjutnya, adalah bagaimana kepolisian dalam menetapkan tersangka"Jangan tersangka-tersangkaanTapi harus betul-betul tersangka yang memang melakukan perbuatan itu," paparnya

Kapolsekta Rappocini, Kompol Herman yang dikonfirmasi mengenai tudingan miring ini enggan memberikan tanggapanMenurutnya, proses penyelidikan terhadap misteri tewasnya Imam ini masih terus berjalan"Itu adalah hak masyarakat untuk berkomentarSaya tidak perlu menanggapinya," kata Herman.

Polisi, kata dia, hingga saat ini masih terus bekerja dan mencari informasi mengenai misteri kematian Imam tersebutDia bahkan berharap, masyarakat yang  mengetahui banyak tentang kasus ini bisa membantu polisi dalam memberikan informasi.
Mengenai agenda pemeriksaan terhadap istri korban, Andi Indria Safitri, Herman mengaku kalau sejauh ini juga belum ada kepastianPasalnya, istri korban ini masih berada di Bogor"Mungkin kondisi mentalnya masih shock jadi belum mau datangTapi kita tetap tunggu sampai kondisinya benar-benar siap menjalani pemeriksaan sehingga agenda pemeriksaan berjalan baik," kata Herman.

Sebelumnya, Indria berjanji akan memberikan keterangan kepada penyidik sesuai yang dibutuhkan setelah tujuh hari kepergian suaminyaNamun setelah berlalu tujuh hari, sejauh ini istri korban belum memberikan kepastian kapan akan memberikan keterangan kepada polisi, agar misteri kematian Imam ini segera terungkap dan ada kejelasan.
            
Kasubag Humas Polrestabes Makassar, Kompol Mantasiah yang dikonfirmasi terpisah menegaskan bahwa, misteri tewasnya Imam, akhir pekan ini akan dipaparkan penyidikUtamanya menyangkut temuan dan kemungkinan lain yang telah ditemukan selama proses penyelidikan"Itu memang sudah menjadi agenda tetap, setiap Sabtu ada pemaparan mengenai kasus-kasus yang menonjolTermasuk kasus kematian Imam,” kata Mantasiah(abg/sah/ars)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lerai Perkelahian, Polisi Ditikam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler