jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak para mahasiswa untuk selalu aktif dan berpikir kritis guna memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Pria yang akrab disapa Bamsoet itu menyebut mahasiswa, melalui aktivitasnya, dapat membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang berbagai isu penting, seperti hak asasi manusia, pelestarian lingkungan, dan keadilan sosial.
BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi Dukungan Menperin Terhadap Proses Legalisasi Kendaraan Modifikasi
Mahasiswa dapat pula mengadvokasi kebijakan dan reformasi yang lebih adil serta berpihak pada kepentingan masyarakat.
"Mahasiswa yang mampu berpikir kritis dapat menyumbangkan ide-ide segar dan solusi kreatif, langkah-langkah terobosan yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya, untuk mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi Indonesia," ujar Bamsoet dalam Seminar Nasional Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Diponegoro, bertema 'Menghidupkan Partisipasi Mahasiswa yang Sehat demi Membangun Mahasiswa yang Inklusif dan Demokratis' secara daring dari Jakarta, Rabu (4/10).
BACA JUGA: KKB Kerap Meneror Masyarakat, Bamsoet Minta Aparat Keamanan Memberi Tindakan Tegas
Wakil Ketua Parta Golkar itu menjelaskan, aktivisme mahasiswa tidak saja bermanfaat dalam membangun literasi politik.
Namun, menumbuhkan kesadaran dan partisipasi politik yang akan memberi warna hingga pengaruh pada lahirnya berbagai kebijakan politik.
BACA JUGA: Bertemu Bos Taehwa Enterprise, Bamsoet Jajaki Kerja Sama Produksi Dinamo Motor Listrik
"Aktivis mahasiswa memiliki kematangan pemikiran dalam mengaktualisasikan partisipasi politik, memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari gerakan politik yang sehat dan mendidik, serta turut mengawasi roda pemerintahan agar berjalan on the right track," kata Bamsoet.
Dia menerangkan, mahasiswa yang aktif seringkali terlibat dalam pengabdian masyarakat dan kerja-kerja sukarela merupakan implementasi dari salah satu Dharma Perguruan Tinggi.
Hal ini dapat memberikan dampak positif langsung terhadap masyarakat lokal, mengatasi berbagai permasalahan yang muncul sebagai realitas sosial di sekitarnya, seperti persoalan kemiskinan, kesenjangan sosial, keterbatasan akses pendidikan ataupun pemenuhan layanan kesehatan.
"Ini akan mendewasakan cara pandang mahasiswa dalam memaknai paradigma, dinamika, dan berbagai persoalan dunia. Di sisi lain, kondisi tersebut juga akan membawa mereka pada peluang kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai entitas internasional yang akan meningkatkan posisi dan citra Indonesia di mata dunia dalam mengatasi berbagai tantangan global," urai Bamsoet.
Doa menambahkan, budaya berpikir kritis mahasiswa dapat meningkatkan standar akademis dan kualitas keilmuan, khususnya dalam ranah pendidikan tinggi di Indonesia.
Ini adalah salah satu bagian penting dari amanat Konstitusi, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sudah saatnya pendidikan difungsikan sebagai stimulan bagi tumbuhnya pemikiran-pemikiran yang inovatif dan solutif, dan bukan sebatas “transaksi pengetahuan“ yang cenderung dogmatis dan pragmatis.
"Mahasiswa adalah generasi muda bangsa terdidik yang diharapkan menjadi tumpuan masa depan, sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan roda kepemimpinan nasional. Aktivisme dan pemikiran kritis dapat adalah karakter fundamental yang menjadi prasyarat utama dalam kepemimpinan," pungkas Bamsoet. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Luncurkan Buku ke-31, Bamsoet Tegaskan Pentingnya Pintu Darurat dalam Konstitusi Indonesia
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian