jpnn.com, BELAWAN - Cuaca buruk dan ombak besar di perairan Selat Malaka, mengakibatkan dua kapal pukat ikan, dua kapal pukat langgar, dan Kapal Motor (KM) Mandiri tenggelam, Kamis (30/11).
Akibat tenggelamnya dua kapal itu, seorang anak buah kapal (ABK) dari KM Mandiri, Jamal (37) warga Gang Penghulu, Siombak, Medan Marelan, tewas.
BACA JUGA: Cuaca Buruk, Ribuan Nelayan Menganggur
Informasi diperoleh menyebutkan, cuaca buruk yang terjadi belakangan ini tidak menyurutkan niat nelayan untuk melaut. Para nelayan dengan berbagai alat tangkap tetap mencari ikan di tengah laut.
Naas dialami KM Mandiri dengan 30 awak kapal yang dinahkodai, Sahar dan 4 kapal tradisional dengan masing tiga awaknya berasal dari Belawan Lama melaut, tenggelam dihantam ombak di tengah laut kawasan Selat Malaka.
BACA JUGA: Nelayan Pantai Utara Sedang Merugi
Tenggelamnya ke lima kapal itu secara terpisah terjadi di laut, salah satu awak dari KM Mandiri, Jamal tewas setelah tenggelam, sedangkan awak kapal lainnya berhasil diselamatkan kapal nelayan lain.
Jenazah nelayan yang bekerja di gudang SBU Gabion itu langsung dievakuasi untuk disemayamkan di rumah duka, begitu juga dengan kapal nelayan tradisional yang ikut tenggelam, para awaknya diselamatkan nelayan lain.
BACA JUGA: Cuaca Buruk, Delapan Penerbangan di Palembang Ditunda
“Selama ombak besar, ada dua kapal yang tenggelam, akibat kejadian ini satu nelayan meninggal, kami sangat berharap BMKG untuk memberitahukan cuaca buruk kepada nelayan agar tidak melaut,” kata pemerhati nelayan, Alfian.
Terpisah, Kasubdit Gakkum Ditpolair Polda Sumut, AKBP H Den Martin Nasution dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah mengecek dan memeriksa sejumlah saksi.
“Dari kejadian ini satu nelayan yang meinggal, ada satu yang sakit tapi hanya berobat jalan, penyebabnya kapal tenggelam karena ombak besar, jadi kasus ini sudah kita tangani,” kata Martin.
Kepala Badan Meterolgo Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Belawan, Abdul Azis ketika dikonfirmasi Sumut Pos kemarin (1/12) petang, mengatakan, cuaca buruk terus melanda perairan Pantai Belawan hingga Selat Malaka dengan ketinggian gelombang mencapai 4 meter. Bahkan kata Abdul Azis, untuk areal Pantai Belawan diperkirakan akan terjadi hujan pada malam dan tengah malam dengan intensitas ringan.
Tingginya gelombang diperkirakan berkisar antara 0,5 hingga 1 meter, kondisi ini ini akan bertahan hingga pagi hari. Beda dengan kondisi gelombang di Selat Malaka yang mencapai 4 meter. “Dengan kondisi cuaca ini, kita mengimbau kepada nelayan atau kapal lain untuk berhati hati melintas di perairan Selat Malaka, karena gemobang besar baka terjadi,” kata Abdul Azis.
Dijelaskannya, prakiraan cuaca itu akan berlangsung hingga Minggu (3/12) dengan hujan pada malam hari dengan intensitas ringan hingga sedang. “Hanya saja, pada siang hari cuaca diperkirakan cenderung berawan, jadi perkiraan cuaca ini setiap saat bisa berubah – ubah,” jelas Abdul Azis.
Sedangkan, untuk perkiraan cuaca seluruhnya di Sumut, kata Abdul Azis, berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Perikaraan cuaca itu meliputi wilayah Langkat, Medan, Deli Serdang, Binjai, Karo, Dairi, Simalungun, Pematang Siantar dan sekitarnya. “Kondisi ini akan berlangsung hingga pukul 23.30 WIB dan meluas ke sebagian wilayah Tebingtinggi, Sergai, Asahan,Batubara,Samosir,Tobasa dan sekitarnya,” ungkap Abdul Azis.
Sebelumnya, Kabag Humas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko mengatakan, kekuatan badai tropis cempaka yang melanda sejumlah wilayah Indonesia ini memang jauh lebih kecil dibandingkan badai-badai yang menerjang negara Jepang dan Amerika Serikat. Siklon tropis cempaka tumbuh sangat dekat dengan pesisir Pulau Jawa.
“Siklon tropis cempaka kategori I, kekuatannya jauh lebih kecil bila dibandingkan badai-badai yang terjadi di Jepang dan Amerika,” ujarnya.
Hary mengatakan, siklon tropis cempaka ini menimbulkan perubahan pola cuaca di sekitar lintasan. Dampaknya muncul potensi hujan dengan intensitas besar di wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
“Potensi angin kencang hingga 30 knot juga terjadi di wilayah Kepulauan Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Laut Jawa, Selat Sunda bagian Utara, Perairan Utara Jawa Timur hingga Kep. Kangean, Laut Sumbawa, Selat Bali hingga Selat Alas, Selat Lombok bagian Selatan dan Perairan Selatan Bali hingga Pulau Sumba,” beber Hary.
Selain itu, masih ujar Hary, siklon tropis cempaka juga menyebabkan potensi gelombang tinggi 2,5 Meter hingga 6 Meter. Ini bisa terjadi di perairan Selatan Jawa Timur, Laut Jawa Bagian Timur, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia Barat Bengkulu hingga Selatan Jawa Tengah. “Diperkirakan Siklon Tropis Cempaka masih akan bertahan dalam dua hingga tiga hari ke depan,” pungkasnya. (nas/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Buruk di Probolinggo, Hati-Hati ke Pantai
Redaktur & Reporter : Budi