Dilarang Nyetir, Perempuan Saudi Kini Boleh Berpolitik

Selasa, 27 September 2011 – 12:12 WIB

RIYADH – Raja Abdullah bin Abdul-Aziz Al Saud dari Arab Saudi menuai pujianMinggu sore lalu (26/9),  penguasa monarkhi yang saat ini berusia 87 tahun itu menerbitkan dekrit yang sejak lama dinantikan kaum hawa di negara itu

BACA JUGA: Baku Tembak di Markas CIA, Warga AS Tewas

Untuk pertama kali, Abdullah mengizinkan perempuan Saudi untuk menggunakan hak politik mereka dalam pemilu lokal mulai 2015.

Seluruh perempuan Saudi menyambut kebijakan tersebut
Apalagi, dalam dekrit itu disebutkan bahwa perempuan juga boleh mencalonkan diri sebagai anggota legislatif

BACA JUGA: Akhirnya, Boeing Kirim Dreamliner ke Jepang

Dengan begitu, hak politik kaum hawa Saudi untuk memilih dan dipilih dalam pemilu akhirnya diakui
Kendati demikian, mereka tetap tidak diizinkan menjadi menteri atau menyetir mobil sendiri.

"Mulai periode akan datang, kaum perempuan akan punya kesempatan untuk memilih wakil rakyat di tingkat daerah, sesuai syariah Islam

BACA JUGA: Seusai Tur Everest, Buddha Air Tabrak Lereng Gunung

Selain itu, mereka juga akan memiliki hak untuk dipilih menjadi anggota Majelis Syura," papar Abdullah dalam pidato di hadapan lembaga itu, seperti ditayangkan stasiun televisi nasional Minggu lalu

Sebagai lembaga konsultatif, Majelis Syura punya kewenangan terbatasSalah satu di antaranya adalah mengusulkan rancangan undang-undang kepada raja.
Meski begitu, gebrakan itu langsung mendapatkan apresiasi dari pemerintahan Presiden AS Barack Obama dan Perdana Menteri (PM) Inggris David CameronKedua pemimpin Barat itu menyambut positif keputusan Abdullah

"Kami jelas menyambut baik pengumuman Raja Abdullah bahwa perempuan Saudi akan memiliki hak untuk menjadi anggota Majelis Syura," ungkap Jubir Dewan Keamanan Gedung Putih Tommy Vietor

Komentar senada diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Inggris William Hague dalam pernyataan tertulis kemarin’’(Kebijakan) itu akan membawa kemajuan yang signifikan dalam masyarakat SaudiInggris sangat mendukung pemerintah Saudi dalam mengakui hak politik kaum perempuan,’’ ungkapnya seperti tertulis dalam dokumen resmi pemerintah Inggris

Tetapi, reaksi aktivis HAM perempuan di Saudi tidak seperti AS dan InggrisMereka menyayangkan kebijakan raja yang dianggap tidak totalPasalnya, perempuan masih harus menunggu empat tahun lagi untuk bisa menggunakan hak politikPadahal, pekan depan Saudi pun akan menggelar pemilu lokal

"Mengapa tidak (berlaku) mulai besok?" kritik Wajeha al-Hawaidar, dari kelompok feminis SaudiHal yang sama dikeluhkan Maha al-Qahtani, pegawai Kementerian PendidikanDia mengatakan bahwa kaum hawa tidak hanya menuntut kesetaraan hak politikMereka juga menuntut persamaan hak dasar yang lainSalah satunya adalah mengemudi mobil(AP/AFP/hep/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Tahan Warganya Bepergian ke Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler