Dinamika Pergantian Umum Ketum Golkar Bakal Sengit

Minggu, 19 November 2017 – 18:53 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto (tengah) bersama Nurdin Halid (kiri) dan Sekjen Golkar Idrus Marham/. Foto JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Maksimus Ramses Lalongkoe menilai, saat ini banyak tokoh di internal Partai Golkar yang memiliki kapasitas mumpuni untuk menggantikan Setya Novanto dari jabatan ketua umum.

Hanya saja satu hal yang harus menjadi pegangan semua elemen di tubuh partai berlambang pohon beringin tersebut, orang yang akan dipilih hendaknya bisa diterima semua kalangan.

BACA JUGA: Ketat! Yang Mau Besuk Setya Novanto Harus Izin KPK

"Selain itu juga harus sosok yang bisa merangkul lawan-lawan politik. Sebab, pergantian ketua umum akan menjadi dinamika yang cukup sengit di kalangan internal Golkar," ujar Ramses kepada JPNN, Minggu (19/11).

Menurut Ramses, dinamika akan bakal berlangsung sengit, karena pergantian kepemimpinan di tubuh Golkar juga melibatkan kepentingan ekternal. Terutama terkait kepentingan menghadapi Pemilu 2019 mendatang.

BACA JUGA: Jika Setnov Lengser, Bagimana Peluang Anies Maju Pilpres?

"Nah di sinilah menariknya karena yang pasti akan terjadi munaslub dan suara munaslub sudah semakin kencang disuarakan," ucapnya.

Pengajar di Universitas Mercu Buana ini melihat, ada dua pertarungan yang berlangsung untuk memperebutkan kursi kepemimpinan di tubuh Golkar. Yaitu pertarungan antarkelompok Golkar dan pertarungan kelompok luar Golkar.

BACA JUGA: Hanya Tersedia 2 Opsi Selamatkan Beringin Rindang

"Lingkaran Istana tentu sangat berkepentingan Golkar bersama mereka pada Pilpres 2019 mendatang. Untuk itu pasti akan melakukan manuver-manuver politik, sehingga ketua umum terpilih setidaknya tetap mendukung Jokowi," pungkas Ramses. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Setnov, Golkar Berpotensi jadi Partai Bangkrut


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler