Dinilai Gagal Dalam 1 Juta PPPK, Mendikbudristek Nadiem Makarim dapat Rapor Merah dari Forum Guru Ini 

Rabu, 29 Desember 2021 – 16:16 WIB
Ketum FGHNLPSI Heti Kustrianingsih. Foto dokumentasi pribadi for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Forum Guru Honorer Negeri Lulus Passing Grade Seluruh Indonesia (FGHNLPSI) memberikan rapor merah kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. 

Forum guru ini menilai Nadiem Makarim gagal menjalangkan tugasnya sebagai mendikbudristek. 

BACA JUGA: Pengumuman Kelulusan PPPK Guru Tahap 2, Pengurus Forum Honorer K2 Menangis

"Mas Nadiem hanya banyak program, tetapi program yang langsung bersentuhan dengan guru malah gagal," kata Ketum FGHNLPSI Heti Kustrianingsih kepada JPNN.com, Rabu (29/12).

Sebagai guru honorer yang setiap hari mendidik, mengevaluasi siswa, dan kemudian memberikan nilai, Heti dan kawan-kawannya di FGHNLPSI sepakat mencantumkan nilai D alias tidak lulus untuk Mas Nadiem.

BACA JUGA: Ki Saur kepada Mas Menteri Nadiem: Biarkan Guru Kami Tetap Ditempatkan di Sekolah Swasta

Heti menjelaskan indikator utamanya ialah dilihat dari program 1 juta guru PPPK 

Program fenomenal yang mem-booming pada akhir 2020 sampai Desember 2021 berakhir dengan kekecewaan. 

BACA JUGA: Franka Nadiem Makarim Ingatkan Ibu-Ibu DWP soal Pelajar Pancasila

Nadiem bahkan dituding menambah masalah baru dalam dunia honorer.

"Bagaimana bisa selesai masalah guru honorer kalau 782 ribu gurunya belum terakomodasi dalam seleksi PPPK guru 2021," ucapnya.

Ironisnya kata Heti, tes PPPK guru tahap 2 menjadi perang bagi guru swasta dan honorer. 

Migrasi guru swasta ke sekolah negeri menyebabkan guru honorer negeri terdepak dan terancam PHK. 

Di sisi lain, lanjut dia, sekolah swasta malah kekurangan guru. 

Heti juga memberikan nilai D karena Nadiem itu menjanjikan guru honorer yang lulus passing grade, tetapi tidak punya afirmasi akan diprioritaskan. 

Faktanya pada seleksi PPPK tahap 2 guru honorer negeri yang lulus passing grade tersingkir. 

"Sebagian teman kami sudah diminta untuk mencari sekolah lain," ujarnya.

Tidak sedikit pula yang mengemis minta tetap diberikan jam mengajar, meskipun tidak sampai 24 jam mengajar. 

Konsekuensinya, kata Heti, gajinya makin sedikit karena guru honorer dibayar sesuai jam mengajar.

"Tahukah Mas Nadiem soal ini? Kalau belum tahu, ayo tinggal di rumah saya sehari saja, akan saya ceritakan semua. Mas Nadiem gemar menginap di rumah guru honorer, kan?” ucapnya.

Guru honorer dari Kota Cilegon ini menambahkan kebijakan perangkingan yang dibuat pemerintah menginjak-injak keadilan. 

"Kami sangat kecewa dengan Mas Nadiem. Apa yang dijanjikan kepada kami guru-guru yang lulus passing grade 2 kali berturut-turut belum terealisasi," pungkasnya. (esy/jpnn)

 

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur : Boy
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler