Diperiksa 8 Jam, Edi Mengaku Hanya Diskusi

Kamis, 18 Februari 2010 – 19:49 WIB
JAKARTA - Setidaknya selama delapan jam, KPK memeriksa Edi Soemarsono terkait kasus AnggodoMenurut mantan pemimpin redaksi salah satu tabloid ini, lamanya pemeriksaan disebabkan karena dia dan penyidik lebih banyak berdiskusi soal modus penggembosan KPK yang dilakukan Anggodo.

"Jadi penyidik ingin mendalami langkah-langkah yang dilakukan Anggodo dalam upaya menghalang-halangi penyidikan terhadap Anggoro (kakak Anggodo Widjojo)," ucap Edi, selepas diperiksa Kamis (18/2), sekitar pukul 19.00 WIB.

Modus pertama, lanjut Edi, adalah dengan tuduhan penyuapan kepada pimpinan KPK

BACA JUGA: Kebijakan Musti Berpihak pada Petani

Tuduhan penyuapan gagal, Anggodo lantas menggunakan cara kedua yakni kriminalisasi terhadap Wakil Ketua KPK Bibit Samad Rianto, Chandra M Hamzah dan Mochammad Jasin.

"Kalau mereka ditahan, kan pimpinan KPK tinggal satu (Haryono Umar)
Kalau tinggal satu, masa iya nggak bubar

BACA JUGA: PNS Nikah Siri Harus Siap Dipecat

Kalau bubar kan Anggoro selamat
Kurang lebih begitu," kata Edi, yang mengaku diharuskan menjawab 10 pertanyaan.

Seperti diketahui, Anggoro Widjojo yang merupakan Komisaris PT Masaro Radiokom, adalah tersangka utama kasus pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan

BACA JUGA: BKPM Minta Tambahan Anggaran Rp 100 Miliar

Di tengah penyidikan, dia kemudian lari ke luar negeriDalam pelarian inilah Anggoro melakukan pertemuan dengan Ketua KPK Antasari Azhar, lewat bantuan Edi Soemarsono, di Singapura pada akhir 2008 lalu.

Dalam pertemuan itu, yang dibicarakan adalah pengakuan Anggoro bahwa dia telah memberikan suap Rp 5,15 miliar ke pimpinan KPK melalui Ari MuladiAri sendiri adalah pelapor dugaan percobaan penyuapan dan menghalangi, menghentikan dan menghambat penyidikan yang kini dijeratkan kepada Anggodo oleh KPK(pra/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dampak ACFTA Tak Masuk Agenda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler