Krisis Obat di RSUD Batam

Direktur: Sudahlah Jangan Terlalu Banyak Tanya

Rabu, 24 Januari 2018 – 19:38 WIB
Pasien mengantre di Poli RSUD Embung Fatimah, Batuaji. F. Dalil Harahap/Batam Pos/jpg

jpnn.com, BATAM - Krisis obat-obatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam hingga Selasa (23/1) siang belum juga teratasi.

Keluhan kekecewaan pasien terus berdatangan sampai Selasa siang. Manajemen RSUD belum bisa berbuat banyak sebab bantuan obat dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri belum mencakupi semua kebutuhan pasien yang berobat ke sana.

BACA JUGA: Polisi Tangkap Dua Agen TKI Ilegal di Batam

Suasana rumah sakit bertipe B itu, masih seperti hari-hari sebelumnya. Masih banyak resep obat pasien yang ditolak di apotek rumah sakit tersebut. Pasien BPJS masih diharuskan membeli obat di luar rumah sakit, meskipun tidak semuanya.

Risna misalkan, pasien rawat jalan yang menjalani pengobatan gangguan pernapasan, harus membeli salah satu jenis obat di luar. Itu karena apotek di rumah sakit itu belum semuanya memiliki obat yang dibutuhkan Risna.

BACA JUGA: RS yang Bekerja Sama dengan BPJS Wajib Layani Peserta

“Ada empat jenis obat, hanya tiga yang ada. Satu jenis saya harus beli di luar,” ujar Risna.

Direktur RSUD Embung Fatimah Batam Ani Dewiyana saat dikonfirmasi enggan berkomentar banyak. Melalui via telepon Ani hanya menegaskan bahwa kekosongan obat-obatan tersebut mulai diatasi secara bertahap.

BACA JUGA: Parah, RSUD Embung Fatimah Masih Krisis Obat

Direktur RSUD Embung Fatimah Batam Ani Dewiyana. Foto: batampos/jpg

“Sudahlah jangan terlalu banyak tanya. Sudah mulai kami atasi persoalan ini,” ujar Ani.

Disinggung terkait bantuan obat dari Pemprov Kepri Ani mengaku, sudah mulai didatangkan secara bertahap. Namun demikian Ani belum bisa pastikan apakah obat bantuan tersebut bisa mengcover semua kekosongan obat yang terjadi selama ini atau tidak.

“Sudah ada, paket (obat) untuk pasien BPJS,” kata Ani.

Apakah obat bantuan Pemprov tersebut mencakupi semua kebutuhan obat pasien BPJS di RSUD, Ani kembali menolak untuk berkomentar.

“Jangan sampai ke sanalah. Yang pasti sudah mulai diatasi,” tuturnya lagi.

Disinggung terkait dari tahun berapa rincian hutang RSUD ke vendor-vendor penyuplai obat-obatan sebelumnya yang mencapai Rp 7,6 miliar, lagi-lagi Ani enggan berkomentar.

“Aduh macam mau investigasi ini. Tak usahlah (rincian) yang itu. Saya lagi sibuk ini,” kata Ani lagi.(eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Stok Obat RSUD Kosong, Ani Diminta Segera Lakukan Terobosan


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler