Dirikan Koperasi Agar Peternak Bisa Impor Sapi Bakalan

Kamis, 24 November 2016 – 10:53 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Dinas Peternakan Provinsi Jatim terus berusaha memudahkan impor sapi bakalan.

Salah satu caranya adalah mendorong pendirian koperasi peternak sapi di sentra-sentra peternakan di Jatim.

BACA JUGA: Saingi Calya dan Sigra, Datsun Perkuat Purnajual

Belum lama ini, ada lima kelompok peternak yang mengantongi izin sebagai koperasi dan bisa mengimpor sapi untuk penggemukan.

Kepala Dinas Peternakan Jatim Samsul Arifin menyatakan, lima koperasi peternak tersebut tersebar di Lamongan dan Tuban dengan jumlah ternak tiap koperasi di atas seribu ekor sapi.

BACA JUGA: Saham Dibeli BUMN Thailand, Adaro Kantongi Rp 4,3 Triliun

Dengan menjadi koperasi, para kelompok peternak tersebut dengan mudah melakukan importasi sapi.

’’Dulunya hanya feedlotter yang bisa mendatangkan sapi dari luar negeri. Kini peternak juga bisa, tapi harus melalui koperasi,’’ ujar Samsul Arifin kemarin (23/11).

BACA JUGA: Mandiri Makin Agresif Berburu Saham Bisnis Rintisan

Dengan menggunakan izin feedlotter, perusahaan wajib mengimpor seekor sapi indukan dari tiap lima sapi bakalan yang diimpor.

Adapun izin impor untuk koperasi lebih ringan. Dari sepuluh sapi bakalan, koperasi wajib mengimpor satu sapi indukan.

Dengan demikian, jumlah populasi sapi indukan di dalam negeri bisa terus bertambah.

Ke depan dinas mendorong lebih banyak kelompok peternak yang bisa mendapatkan izin sebagai koperasi.

Khususnya di kawasan sentra peternakan sapi di Pasuruan dan Pacitan.

’’Salah satu kendala para peternak ialah permodalan. Sebab, untuk bisa mendatangkan sapi impor, perlu dana yang besar,’’ paparnya.

Karena itu, akses permodalan peternak harus diperluas.

Sejauh ini, komitmen sudah diberikan Bank Jatim.

Tantangan lainnya adalah kelompok peternak wajib menyiapkan tahap pendirian koperasi.

Kalau semuanya sudah terpenuhi, izin pendirian koperasi baru bisa diberikan.

Upaya lain untuk mendorong populasi sapi adalah sapi indukan wajib bunting. Tahun ini kelahiran baru sapi ditarget 1,05 juta ekor.

Dengan program itu, target kelahiran dinaikkan menjadi 1,3 juta ekor tahun depan.

Secara nasional ditargetkan ada tiga juta kelahiran sapi tahun depan.

’’Tentunya ini didukung jumlah sapi betina yang sehat dan siap diinseminasi,’’ jelasnya.

Kini, tercatat ada 1,7 juta akseptor atau sapi ternak betina produktif yang siap diinseminasi dari total populasi sapi betina yang mencapai 2,6–2,8 juta ekor.

Setiap hari minimal ada sekitar 4.200 ekor sapi yang dibuahi dengan inseminasi. (res/c15/noe/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Waspadai Pelemahan Ekonomi Tiongkok


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler