jpnn.com - TANJUNG PINANG - Pemerintah pusat memberikan perhatian yang besar kepada desa. Salah satu dalam bentuk transfer dana desa yang cukup besar.
Sejak diberlakukan UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa, dana desa yang telah ditransfer mencapai Rp 538,6 triliun.
BACA JUGA: Dirjen Bina Pemdes Kemendagri Menilai Optimisme Tumbuh di Desa-desa
Namun, Pendapatan Asli Desa (PADes) yang dihasilkan baru sekitar Rp 2,6 triliun.
Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Bina Pemdes Kemendagri) Eko Prasetyanto Purnomo Putro mengatakan, kondisi ini menunjukkan bahwa saat ini penggunaan dana desa belum bersifat produktif, melainka masih komsumtif.
BACA JUGA: Kegiatan P3PD, Dirjen Bina Pemdes Mengingatkan Pentingnya Batas Desa
"Ini permasalahan kita. Kita, artinya belum produktif, masih komsumtif," kata Eko saat membuka acara pelatihan aparatur desa Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, Rabu (11/10).
P3PD merupakan program kerja sama antara pemerintah RI dan Bank Dunia (World Bank) yang melatih aparatur desa untuk kualitas belanja desa yang lebih baik.
BACA JUGA: Ditjen Bina Pemdes Perbarui Prodeskel untuk Memperkuat Perencanaan Pembangunan Desa
Kendati begitu, Eko mengakui, ada banyak kemajuan yang telah dicapai semenjak keluarnya UU Desa.
Setidaknya hingga saat ini ada sekitar 311.000 kilometer jalan desa yang telah dibangun, sekitar 4.000 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di seluruh Indonesia.
"Tetapi bagaimana produktifitasnya. BUMDes ini mari kita evaluasi, apakah sudah beri sumbangan yang berarti buat desa kita. Mari kita saling tukar pengalaman untuk BUMDes yang sudah berhasil. Mari saling berbagi informasi," kata Dirjen Bina Pemdes Eko Prasetyanto.
Dalam kesempatan itu, Eko Praetyanto mengajak aparatur desa untuk banyak belajar dari desa-desa yang telah maju untuk memajukan masing-masing desanya. Resepnya mudah, melalui ATM (Amati, Tiru, Modivikasi).
"Resepnya ATM (Amati, Tiru, Modivikasi) dengan yang sudah maju. Banyak di Indonesia ini yang sudah maju," kata Eko Prasetyanto.
Eko mencontohkan, Desa Kutuh, Badung, Bali sebagai salah satu desa yang maju dan dapat dijadikan contoh. Desa ini memiliki Pendapatan Asli Desa (PADes) mencapai Rp 50 miliar pertahun.
Selain itu, ada Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah, Desa Tirtonirmolo, Bantul, DI Yogyakarta, dan Desa Sri Mulyo, Bantul, DI Yogyakarta.
"Kalau desa-desa ini punya PADes tinggi kenapa kita tidak? Kita punya kesempatan yang sama. Mari kita punya komitmen yang kuat untuk majukan desa," katanya.
Oleh karena itu, Dirjen Bina Pemdes Eko Prasetyanto mendorong supaya desa-desa bekerja keras menciptakan PADes. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu