jpnn.com - JAKARTA - Direktur Jenderal Guru Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Dirjen GTK Kemendikbudristek) Nunuk Suryani menyampaikan sejumlah program besar pemerintah untuk tenaga pendidik.
Adapun program besar itu, antara lain, meningkatkan kesejahteraan guru dengan melakukan pengangkatan ASN PPPK, pendidikan profesi guru (PPG), tata kelola guru, program guru penggerak, dan lainnya.
BACA JUGA: Pembahasan PP Turunan UU ASN 2023 Berbelit-belit, Honorer K2 Gerah dan Kesal
Dirjen Nunuk mengatakan bahwa Kemendikbudristek memiliki visi untuk menjadikan guru sebagai profesi terhormat, bermartabat, dan membanggakan.
“Untuk mewujudkannya, kami melakukan berbagai upaya seperti koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga lain yang masuk ke dalam panitia seleksi nasional (panselnas) untuk merumuskan kebijakan seleksi guru ASN PPPK setiap tahun,” kata dia.
BACA JUGA: Masalah Honorer seperti Amuba, si Bodong Ngebet jadi PPPK Pasti Senang Baca Poin 7
Dirjen Nunuk menyampaikan itu saat menjadi pembicara kunci dalam kegiatan The 1st International Conference on Teaching and Learning (ICTL I) dan Temu Ilmiah Nasional Guru (TING) XV yang dilaksanakan secara hybrid pada Sabtu (18/11).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka (FKIP-UT), guna memperingati hari Guru Nasional 2023, dan merupakan bagian dari serangkaian Dies Natalis ke-39 UT.
BACA JUGA: Mukti Tegaskan Tidak Mungkin Bisa Ada Titipan dalam Seleksi PPPK 2023
Tema ICTL I dan TING XV adalah Digital Transformation: Future Challenges and Opportunities in Teaching and Learning.
Dirjen Nunuk menyampaikan bahwa pemerintah sejak 2019 terus berupaya menuntaskan permasalahan kejelasan status dan kesejahteraan guru-guru honorer yang telah menahun. Seleksi guru ASN PPPK yang dilaksanakan sejak 2021 menjadi salah satu program prioritas Kemendikbudristek yang capaiannya terus ditingkatkan.
“Saat ini pemerintah tengah berupaya agar seluruh rombongan belajar dan mata pelajaran di sekolah negeri diampu oleh guru ASN. Target rekrutmen guru ASN PPPK dari tahun 2020 adalah 1 juta guru, dan diharapkan hingga nanti tahun 2024, 1 juta guru honorer itu dapat terangkat (menjadi ASN) semua,” terang Dirjen Nunuk.
Dia menjelaskan bahwa guru honorer yang telah diangkat menjadi guru ASN PPPK sejak 2021 berjumlah 544 ribu.
Pada 2023, masih berlangsung proses seleksi guru ASN PPPK, sehingga nantinya akan ada tambahan sebanyak 296 ribu orang guru ASN PPPK baru.
“Dengan demikian, jumlah guru yang diangkat menjadi ASN PPPK nanti sudah mencapai lebih dari 800 ribu orang,” ungkapnya.
Dia menambahkan Kemendikbudristek memastikan pelaksanaan seleksi berjalan dengan baik dan turut membantu memberikan data pendukung untuk Kementerian Keuangan agar bisa merumuskan kebijakan pembiayaan guru PPPK. Termasuk membantu penyiapan guru mengikuti seleksi dengan memberikan pelatihan mandiri atau online menggunakan learning management system.
Rektor UT Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D., menyampaikan pandemi Covid-19 telah mengubah semua sistem pembelajaran dan memaksa ke digital learning.
UT sebagai leader dari digital learning pun ikut membantu perguruan tinggi konvensional dalam penerapan pembelajaran daring ini.
"Di saat perguruan tinggi lainnya kesulitan dengan perubahan sistem pembelajaran, mahasiswa UT termasuk FKIP lebih santai, karena sudah akrab dengan digital learning," ucapnya dalam kesempatan itu.
Dia menambahkan pendidikan jarak jauh (PJJ) UT telah mengantarkan UT dengan jumlah mahasiswa terbanyak di Indonesia, yaitu 525 ribu, sedangkan alumninya 2 juta lebih.
Sementara itu, Dekan FKIP UT Prof. Dr. Ucu Rahayu, M.Sc. mengungkapkan kegiatan ini juga menghadirkan para panelis yang berasal dari beberapa negara, yaitu Prof. David Kaufman - Simon Fraser University, Canada, Dr. Randeep Sudan - Career Digital Platform Specialist, ADB, Singapore, Dr. Wesley Teter - Senior Consultant for Educational Innovation and Skill Development, UNESCO, Bangkok), dan Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. - Universitas Terbuka, pakar PJJ).
ICTL diikuti oleh 134 presenter yang berasal dari dari New Zealand, Pakistan, China, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Indonesia, serta sekitar 200 peserta konferensi dari berbagai penjuru tanah air dan mancanegara.
"TING XV diikuti oleh 141 presenter yang berasal dari guru, dosen, dan mahasiswa dari seluruh Indonesia serta sekitar 1.000 peserta seminar dari berbagai penjuru tanah air dan mancanegara," kata Prof. Ucu Rahayu.
Dia melanjutkan paper terpilih akan diterbitkan pada jurnal nasional dan internasional FKIP serta Prosiding TING XV dan/atau Prodising ICTL I.
Pada seminar ini juga diumumkan pemenang Lomba Inovasi dan Kreativitas Pembelajaran Mahasiswa Nasional (LIPKMN) 2023, yang terdiri dari 15 kategori kompetisi kreatif yang berkaitan dengan pendidikan.
Selain itu, peluncuran dua buku masing-masing berjudul Nyala Daya Juang Guru Bangsa: Kisah Inspiratif Perjuangan Mahasiswa FKIP dan Experiential Learning in Action: Inovasi Pembelajaran Guru oleh mahasiswa FKIP UT.
"Buku ini ditulis oleh para dosen FKIP dengan melibatkan mahasiswa dan alumni sebagai narasumber," terang Prof. Ucu Rahayu. (esy/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Mesyia Muhammad