Dirjen PAS Tak Mau Asal Copot

Sabtu, 06 Mei 2017 – 06:01 WIB
Ilustrasi penjara. Foto: JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia I Wayan Dusak, memberikan perhatian serius pada peristiwa kaburnya napi dari Lapas Sialang Bungkuk.

Sampai tadi malam, Jumat (5/5), dia terus menunggu update informasi mengenai penanganan kejadian di lapangan.

BACA JUGA: Sipir Kalah Jumlah, Tahanan Bertebaran Kabur

Saat Jpnn.com mengonfirmasi peristiwa tersebut, dia menerima laporan sudah 96 napi berhasil ditangkap kembali.

Termasuk soal negosiasi antara aparat dengan napi yang masih belum mau masuk ke kamar masing-masing sebelum tuntutannya dipenuhi.

BACA JUGA: Sudah Dibekuk Semua, Dua Ditembak Kakinya

Salah satunya tentang pencopotan Kepala Pengamanan (KP) Lapas.

"Informasi awal penyebabnya masalah kepala keamanan. Kepala keamanan kami bermasalah. Itu tuntutan mereka. Mereka menuntut kepala keamanannya diganti," kata Dusak menjawab jpnn.com.

BACA JUGA: Tangkap Tahanan Kabur, Bonus Bekuk Produsen Sabu

Untuk meminimalisir terjadinya korban, pihaknya telah menginstruksikan supaya dilakukan negosiasi dengan napi.

Tentu, tindakan tegas oleh aparat kepolisian perlu diambil disaat titik kritis. Namun pihaknya berharap para napi kooperatif.

Bagaimana dengan evalusasi internal? Dirjen PAS memastikan hal itu akan dilakukan.

"Nanti. Kami pasti lakukan. Kalau sekarang dilakukan terus yang mengurusi napi di sana siapa? Jadi tunggu mereka selesai kasih pertanggungjawaban," jelas Dusak.

Masalah evalusasi tersebut, katanya, tidak hanya terhadap KP Lapas tapi juga kepala Lapasnya.

Bahkan, pihaknya akan mengambil tindakan tegas bila apa yang menjadi tuntutan napi itu benar terjadi.

"Tidak hanya KP Rutan, termasuk Karutan bisa sampai di sini (kejadian-red) kan tanggungjawab dia. Evaluasi harus, tapi kalau sekarang misalnya dicopot terus siapa mengurusi, masuk orang baru lagi dia tidak mengerti situasi di sana kan," tutur Dusak.

Bicara lapas di seluruh Riau, menurut Dusak, kondisinya termasuk yang paling berlebih kapasitasnya di antara provinsi lain.

"Dari 12 satuan kerja ada sepuluh ribu lebih napi. Padahal kapasitasnya ada yang seratus, dua ratus. Paling banyak 350. Sedangkan isi (napinya) seluruh Riau sepuluh ribu," ungkapnya.

Mengenai pelayanan yang dikeluhkan para napi seperti untuk makan dan minum mereka harus bayar, Dusak mensinyalir hal itu hanya untuk pembenaran tuntutan mereka.

Sebab, secara logika, kecil kemungkinan enam orang sipir bisa memungut biaya dari ribuan napi.

"Saya menduganya jangan-jangan jeruk makan jeruk juga. Misalnya napi yang lain minta (pungutan) ke napi yang lain mengatasnamakan pegawai, kan begitu. Jadi seolah-olah korbannya pegawai. Tidak mungkin cuma enam orang memungut jumlahnya seribu, apalagi itu tidak resmi," tutur Dusak.

Karena itu, pihaknya meminta situasi di Lapas itu dipulihkakn dulu.

Dia juga telah menugaskan direktur keamanan ditjen PAS berangkat ke Pekanbaru.

"Malam ini (tadi malam-red) sudah berangkat direktur keamanan. Saya besok (hari ini-red) ke sana," pungkas Dusak.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjara Kini Hemat Uang Makan Rp 4,5 Miliar


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler