Dirjen Wikan: Industri Butuh Lulusan Vokasi Siap Kerja, Bukan Ijazahnya

Selasa, 07 Desember 2021 – 21:37 WIB
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto. Foto tangkapan layar YouTube Ditjen Pendidikan Vokasi

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengungkapkan dukungan serta komitmen dari Pemda sangatlah penting, terutama dalam mengatasi persoalan ketenagakerjaan.

Dia mencontohkan kemitraan yang dibangun Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) dan beberapa industri, seperti PT Vale, PT Antam, dan PT Ceria yang bekerja sama dalam pembuatan program studi di kampus cabang PNUP di Kolaka.

BACA JUGA: Kemendikbudristek: Gebyar Menara Vokasi 2021 Puncak Pembentukan Akselerator Daerah

"Ini merupakan bentuk nyata dari "memasak bersama" antara pendidikan vokasi dengan industri," kata Dirjen Wiikan pada kegiatan Gebyar Menara Vokasi 2021 di Kolaka, Selasa (7/12). 

Dari pembuatan program studi (prodi) kemudian menyusun kurikulumnya juga bersama. Dirjen Wikan menegaskan harus ditanamkan mindset bahwa yang dibutuhkan industri adalah lulusan vokasi yang siap kerja dan mampu mengerjakan pekerjaan.

BACA JUGA: Kemendikbudristek: Kegiatan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi Vokasi Masih Rendah

Bukan sekadar lulus mendapat ijazah. Sementara kita masih memiliki tantangan terkait penguatan soft skills. 

"Kalau kita terus mengejar penguasaan hard skills, dalan beberapa tahun ke depan pasti akan tertinggal," ujar Dirjen Wikan. 

BACA JUGA: Kemendikbudristek: AITEC jadi Tolok Ukur Kompetensi Mahasiswa Vokasi

Pada program Menara Vokasi, terdapat lima perguruan tinggi vokasi yang ditunjuk untuk menjadi pengampu program yang berperan sebagai penggerak di setiap wilayah.

Kelima perguruan tinggi itu, yaitu Politeknik Negeri Medan (Medan), Politeknik Negeri Bengkalis (Riau), Politeknik Negeri Banjarmasin (Banjarmasin), Politeknik eL Bajo Commodus (Labuan Bajo), dan Politeknik Negeri Ujung Pandang (Kolaka). 

Sebelum penyelenggaraan Gebyar Menara Vokasi, setiap politeknik tersebut telah mengadakan berbagai pertemuan dan focus group discussion (FGD) bersama berbagai mitra, baik dari DUDI, asosiasi, dan pemerintah daerah untuk menyusun peta jalan kemitraan yang berkelanjutan. 

Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Saryadi mengatakan Politeknik berperan menggerakkan dan harus melibatkan unsur satuan pendidikan lainnya, SMK dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). 

"Dari pertemuan dan forum diskusi kemudian terbentuklah berbagai kerja sama dalam bentuk nota kesepahaman atau MoU dan MoA," terang Saryadi dalam laporan penyelenggaraan Menara Vokasi. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler