Disadap Australia, Sofyan Djalil Hanya Bisa Kecewa

Senin, 18 November 2013 – 20:20 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era 2007-2009, Sofyan Djalil termasuk yang disadap oleh Directorate Signals Defense (DSD) Australia. Mengetahui pemberitaan di media massa seputar penyadapan itu, Sofyan pun mengaku sangat kecewa.

"Tentu sebagai pejabat negara dulunya, saya sangat kecewa. Kita kan negara sahabat mengapa mereka menyadap?" kata Sofyan saat dihubungi JPNN, Senin malam, (18/11).

BACA JUGA: Gandeng PPATK Usut Aliran Dana Suap di BC

Sofyan menambahkan, sebenarnya dalam hubungan diplomatik sadap-menyadap sudah biasa terjadi. Beruntung, kata dia, ada whistleblower asal Amerika Serikat, Edward Snowden yang membongkar penyadapan itu pada media massa.

Sementara itu terkait sikap atas penyadapan itu, Sofyan mengaku mendukung langkah pemerintah yang telah menarik Dubes RI di Australia. Menurutnya, langkah tegas harus terus dilakukan agar penyadapan seperti itu tidak terjadi lagi.

BACA JUGA: KPK Jadwal Ulang Pemeriksaan Istri Anas

"Kalau tidak ada Edward Snowden kita tidak akan tahu, kita disadap. Ini yang harus diklarifikasi karena ini kan diberitahunya dari media massa," kata Sofyan.

Nama Sofyan memang masuk dalam daftar pejabat di Indonesia yang disadap DSD. Sofyan diketahui menggunakan handphone Nokia E90-1.(flo/jpnn)

BACA JUGA: Menlu Anggap Penarikan Dubes Sudah Cukup

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah Ada Model Ijon Sebelum Andi jadi Menpora


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler