Disebut Gagal, Petani Food Estate Hortikultura di Humbahas Merespons Begini, Keras

Selasa, 31 Januari 2023 – 10:10 WIB
Para pertani Food Estate Holtikultura di Humbahas menanggapi mengenai kegagalan komoditas. Foto: dok Kementan

jpnn.com, SUMATERA UTARA - Para pertani Food Estate Holtikultura di Humbahas menanggapi mengenai kegagalan komoditas. 

Mereka mengatakan program food estate menjadi salah satu strategi pemerintah guna memperkuat produksi pangan di dalam negeri.

BACA JUGA: Kementan Bakal Bangun 2.358 Kampung Holtikultura pada 2022 

Salah satu lokasi pengembangan food estate adalah Sumatera Utara, tepatnya di Kabupaten Humbang Hasundutan dengan komoditas unggulan hortikultura seperti kentang, bawang merah, dan bawang putih. 

Tokoh petani sekaligus Ketua Kelompok Ria Kerja Desa Ria Ria Amintas Lumban Gaol, mengaku kaget saat dikonfirmasi pemberitaan kegagalan di lokasi food estate. 

BACA JUGA: Bea Cukai Maluku Kembangkan Kawasan Berikat Holtikultura

"Siapa yang bilang gagal? Tanyalah langsung ke kami kalau mau tau yang sebenar," kata Amintas dengan nada keras.

Dia mengatakan bahwa dirinUa merupakan pelaku sejarah food estate sejak persiapan dibuka sampai sekarang.

BACA JUGA: Bertemu Wakil Presiden Argentina, Mentan Amran Tawarkan Produk Holtikultura

"Saya merasakan sendiri manfaat program Pak Jokowi ini," tegasnya.

Menurutnya, sejak lahan tidur di daerahnya dibuka oleh Kementerian Pertanian tengah hingga akhir tahun 2020 lalu, banyak perubahan yang dirasakan masyarakat setempat.

"Kami jadi punya lahan budi daya. Bisa tanam bawang dan kentang. Jalan juga dibagusin. Pengairan juga dibuatkan," tuturnya.

Terkait sorotan miring terhadap Kementan, dirinya spontan membantah.

"Kami petani dan masyarakat justru sangat berterimakasih dengan Kementan yang telah membantu penuh kami sejak awal sampai panen musim pertama," imbuh Amintas.

Senada, Haposan Siregar, tokoh adat sekaligus petani setempat mengaku heran dengan opini yang menyebut kegagalan program food estate di daerahnya.

"Coba tengoklah sendiri ke lahanku. Apanya yang gagal? Sejak awal tanam sampai sekarang, ada lah hasilnya. Bawang putih pun bagus disini," kata Haposan.

"Kami tak terima kalau dibilang gagal, karena kami tau program Bapak Jokowi ini bertujuan baik untuk kami," sambung dia.

Laurensus Siregar, petani kelompok Karejo, mengaku sangat bersyukur dengan adanya program food estate di daerahnya.

"Berkat ikut FE ini, aku bisa dapat penghasilan tambahan yang lumayan dari tanam kentang dan bawang merah. Dari awalnya lahan tidur, sekarang jadi lahan subur," ujar Laurensus.

Dia mengatakan program food estate membuat dirinya bisa membeli kendaraan sendiri dari hasil budi dayanya

"Saya bisa beli motor murni dari hasil jual panen kentang. Bawang merah batu ijo yang kutanam pun bagus hasilnya disini, bisa dapat 300 kilo per rante (1 rante 400 m2- red)," ungkap Laurensus. 

Begitupun dengan Rusman Siregar, petani champion yang kini mengelola 7 hektar lebih lahan bermitra dengan PT Parnaraya.

Sejak mulai dibuka food estate, dirinya bersama keluarga menanam kentang dan hasilnya dirasakan cukup lumayan.

"Pendapatan kami meningkat berlipat lipat dibanding sebelum ada program ini. Meski lahan kami termasuk sulit aksesnya, tapi hasilnya lumayan," kata Rusman dengan logat khasnya.

Petani lain yang coba dihubungi umumnya mengaku berterimakasih kepada Pemerintah yang telah memberikan program food estate di daerah tersebut.

LIngot Sitohang, petani food estate berharap pemerintah terus mendampingi program tersebut sampai petani bisa mandiri.

"Pastilah ada kekurangan sana sini, tapi secara umum program ini sangat bermanfaat. Meski ada kekurangan, kami tetap semangat menggarap lahan kami," ungkap Ingot.  

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyebut program Food Estate di Kabupaten Humbahas merupakan hasil kerja bersama berbagai pihak.

“Kami di Kementerian Pertanian mendapatkan mandat untuk bersama-sama stakeholder terkait membangun kawasan food estate di Humbahas. Kami bekerja sesuai perencanaan dan hasil survey investigasi desain atau SID," ujar Prihasto.

Dia mengatakan sudah merintis pembukaan lahan yang benar-benar baru di area hamparan seluas 215 hektar. Ternyata, ternyata hasil produksinya cukup baik untuk ukuran perdana.

"Seiring proses perbaikan sifat fisik kimia  tanah, pemantapan prasarana irigasi dan jalan serta pendampingan ke petani, produktivitasnya menunjukkan trend perbaikan,” ujar Prihasto.

Berdasarkan data yang dihimpun, pada musim tanam pertama yang dipanen di awal tahun 2021, produktivitas bawang merah rata-rata 5,7 ton/ha, bawang putih 2,7 ton/ha dan kentang industri 10,2 ton/ha.

Pada musim tanam berikutnya tercatat adanya peningkatan hasil panen di lahan-lahan yang digarap petani baik secara mandiri maupun yang bermitra dengan offtaker.

“Sebagai contoh untuk kentang kemitraan dengan PT Indofood bisa menghasilkan lebih dari 20 ton/ha, bawang putih kemitraan dengan PT Parna Raya ada yang mencapai 6,5 ton/ha dan bawang merah petani mandiri ada yang sudah mencapai 7,5 ton/ha,“ terang Prihasto.

Hingga saat ini dari seluruh lahan yang berhasil dibuka seluas 215 hektar di Musim Tanam tahun 2020, sekitar 70% lahan bisa terjaga keberlanjutan usahataninya.

Selebihnya belum terkelola kembali karena berbagai faktor diantaranya kepemilikan lahan dan keterbatasan aksesibilitas di dalam kawasan. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditjen Holtikultura Gelar Operasi Pasar Komoditas Bawang Merah dan Putih


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler