jpnn.com - jpnn.com - Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zulkieflimansyah ikut meramaikan bursa calon gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
Namun, hasrat politiknya itu ditentang rekannya sesama politikus PKS, Johan Rosihan, yang menilai Zul tidak layak ikut maju sebagai cagub.
BACA JUGA: Zulkieflimansyah Disentil Rekannya Sesama Politikus PKS
Zulkieflimansyah mengakui ogah terlalu jauh menanggapi sentilan rekannya itu. “Saya tidak mau ambil pusing lah,'' kata anggota DPR RI dapil Provinsi Banten kepada Radar Lombok (Jawa Pos Group).
Ia menegaskan, dirinya sangat serius mempertimbangkan dan mencermati kemungkinan maju di pilkada NTB.
BACA JUGA: Pilgub Masih 2018, Tensi Politik Meningkat
Sebab itu, sejak akhir 2016 dirinya sudah mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat pemilih di NTB. Sehingga sangat tidak mungkin, dengan waktu relatif singkat tersebut bisa mengerek tingkat elaktabilitasnya.
“Iya lah, mana mungkin langsung tinggi," ucap pendiri Universitas Teknologi Sumbawa (ITS) tersebut.
BACA JUGA: Jazuli: PKS Tetap di Luar Pemerintahan
Kandidat lainnya pun, menurutnya, juga baru mulai melakukan sosialisasi kepada masyarakat pemilih.
Oleh karena itu, ia berkeyakinan para kandidat bakal calon yang bertarung di pilkada NTB relative memiliki elaktabilitas hampir merata dan seimbang.
Di internal PKS pun, lanjut Zul - panggil akrabnya- memiliki prosedur dan mekanisme seperti partai politik lainnya dalam mengusung calon kepala daerah.
PKS pun sudah mempersilahkan kader internal yang terjaring sebagai bakal calon untuk mensosialisasikan diri.
Sehingga ditargetkan, pada survei yang dilaksanakan PKS pada Februari mendatang kandidat tersebut sudah memiliki elaktabilitas baik untuk bertarung di pilkada NTB. "Ini kan perintah Partai juga kita sosialisasi," ujarnya.
Pilkada NTB pun relatif masih akan berlangsung satu tahun setengah. Andaipun nanti, kata Zul, sudah mendekati pelaksanaan pilkada NTB hasil survei menunjukkan bahwa dirinya memiliki tingkat elaktabilitas dibawah 20 persen, maka dengan kesadaran sendiri ia akan memutuskan mengundurkan diri dari pencolonan dan tidak memaksakan kehendak maju berlaga di pilkada NTB 2018. "Disitulah maka apa dikatakan Johan Rosihan itu benar," bebernya.
Kendati begitu, ia berkeyakinan, apa yang disampaikan Johan Rosihan terkait dirinya tidak dalam konteks apa yang terjadi saat ini. Dikarenakan, dirinya sudah sangat mengenal lama sosok Johan Rosihan.
Sehingga ia berkeyakinan Johan tidak berbicara dalam konteks yang terjadi saat ini. “Saya kenal Johan sejak lama. Saya yakin beliau (Johan Rosihan, Red) tidak mungkin bicara seperti itu. Bisa saja konteksnya dimaksudkan tidak begitu," imbuhnya.
Mengusung jargon lanjutkan ikhtiar TGB (Tuan Guru Bajang TGH Zainul Majdi , red), Zulkieflimansyah dianggap banyak pihak telah mendapat restu dari TGB. Terlebih lagi, dia dan pendukungnya mengumbar kedekatan dengan TGB.
Zul mengaku dekat dan bersahabat dengan TGB. Dukungan dan restu dari TGB tentunya menjadi modal besar dalam memenangkan pilkada NTB.
Mengingat, TGB merupakan ketua Partai Demokrat NTB, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Wathan (PBNW) dan tentunya gubernur saat ini yang memiliki power cukup kuat.
Meskipun bersahabat dengan TGB, Zul tidak berani mengklaim langsung bahwa TGB telah mendukung dan memberikan restu untuk melanjutkan estafet kepemimpinan.
“Saya dan TGB memang dekat dan bersahabat, tapi untuk memutuskan siapa cagub yang didukung TGB nanti, ya tetap mengikuti proses dan mekanisme yang ada di partai Demokrat,” terangnya melalui WhatsApp.
Begitu juga soal dukungan TGB selaku pimpinan Nahdhatul Wathan (NW) tentunya memiliki cara dan mekanisme tersendiri untuk memilih calon pemimpin. Sementara sampai saat ini, baik dukungan partai Demokrat maupun NW belum bisa dipastikan.
Menurutnya, dalam menentukan calon gubernur yang akan diusung, TGB pasti menggunakan pertimbangan dan kalkulasi yang rasional. Artinya, lanjut Zul, TGB tidak akan memilih calon yang elektabilitasnya rendah.
Sebagai sahabat, Zul menilai TGB akan mendukungnya. Namun ia menyadari peta politik saat ini, bahwa namanya masih belum dikenal oleh semua kalangan. “Kita sebagai sahabatnya mesti tahu diri juga untuk tidak membebani beliau,” katanya.
Setiap partai, tentunya memberikan dukungan berdasarkan hasil survei. Hal itulah yang membuatnya terus turun melakukan sosialisasi ke masyarakat.
Seperti diketahui, keinginan Zulkieflimansyah untuk maju di pilkada NTB 2018 sempat disentil oleh sesama politisi partai PKS, Johan Rosihan. Bahkan Johan meminta agar dia mundur dari pertarungan, jika elektabilitasnya kurang dari 20 persen sampai bulan Maret. (yan/zwr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sori Pak Jokowi, Gerindra dan PKS Masih Betah di Luar
Redaktur & Reporter : Soetomo