jpnn.com, BATU - November 2018 hingga April 2019 adalah waktu panen raya bagi petani apel. Namun, saat apel sedang melimpah, harga justru mengalami penurunan drastis.
Seperti di gudang pengiriman apel di jalan Anjasmoro, Sisir, Kota Batu, Malang. Tampak apel berbagai jenis di antaranya, manalagi, grand smith, room beauty, dan apel ana sangat melimpah. Para pegawai sedang melakukan penyortiran dan pengepakan.
BACA JUGA: Harga Buah Naga Anjlok, Satu Kilogram Jadi Rp 1.000
Didik Subiyanto salah satu supplier, mengeluh produksi melimpah, tapi penawaran murah dan permintaan menurun.
Hal ini, dikarenakan banyaknya produk di pasaran. Belum lagi regulasi pemerintah terkait impor buah yang longgar.
BACA JUGA: Sandi Sindir Pemerintah Memudahkan Impor Produk Asing
"Regulasi ini yang membuat apel luar negeri menyerbu pasar lokal, sehingga produk apel lokal dari Batu, Pujon, Nongkojajar, dan Poncokusumo kalah bersaing harga dengan produk impor," kata Didik.
Kondisi tersebut, tak hanya meresahkan petani. Para supplier juga merasa resah dan terbebani.
BACA JUGA: Harga Sawit dan Karet Anjlok, Begini Respons Pak Jokowi
Sebab saat musim panen raya saat ini hingga beberapa bulan ke depan, produksi dikatakan merana harga apel lokal akan anjlok.
Didik menambahkan, pihaknya membeli apel dari petani Rp 4 ribu per kilogramnya. Harga tersebut jauh dari harga normal Rp 15 ribu per kilogram.
"Maka kondisi ini bisa membuat para petani merugi hingga ratusan juta," kata Didik. (pul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Petani Tembakau Kecewa Harga Sedang Anjlok
Redaktur & Reporter : Natalia