Disimpulkan, UN di Daerah Ini Tidak Jujur

Jumat, 15 April 2016 – 00:30 WIB
Ujian Nasional dengan menggunakan komputer. Foto ilustrasi dok.JPNN

jpnn.com - PADANG – Ujian Nasional (Unas) tingkat SMA/sederajat sudah kelar. Ombudsman RI Perwakilan Sumatera Barat, Kamis (14/4), membuka data penemuan kunci jawaban unas. 

Dari 10 sekolah yang dipantau, hanya satu yang belum terbukti menggunakan kunci jawaban, yakni SMAN 3 Padang. 

BACA JUGA: Matangkan Persiapan agar Peralihan Pengelolaan SMA ke Provinsi Lancar

Terlepas benar atau tidak kunci jawaban tersebut, UN yang mestinya mengedepankan integritas, dinilai  Ombusman sudah gagal. Pasalnya peran sekolah dan pengawas mengawal UN terbilang sangat lemah serta lengah.

Ombudsman RI Perwakilan Sumbar, Yunafri mengatakan, seluruh temuan kunci jawaban UN tingkat SMA saat survei yang dilakukan pihaknya, telah dikonfirmasikan langsung kepada pihak sekolah. 

BACA JUGA: ATURAN BARU: Kuliah Dulu Setahun, Baru Dapat Gelar Ir

Bahkan beberapa kepala sekolah, langsung mendampingi tim Ombudsman melaksanakan survei, salah satunya di SMAN 4 Padang.

“Penemuan kunci jawaban oleh tim survei kami, langsung dikonfirmasi kepada kepala sekolah. Kebanyakan mereka menjanjikan untuk memperingatkan pengawas lebih ketat, serta siswa agar tidak percaya dengan keberadaan kunci jawaban tersebut,” ujarnya dalam jumpa pers, Kamis (14/4) siang di kantor Ombudsman Perwakilan Sumbar.

BACA JUGA: RESMI! 15 Permainan Berbahaya untuk Anak

Yunafri meyakini, benar ataupun salah kunci jawaban yang telah beredar di sekolah, bukanlah permasalahan utama. Namun penemuan kunci jawaban tersebut gambaran UN SMA di Kota Padang tidak lagi memiliki nilai kejujuran. 

“Kesepakatan dalam pakta integritas yang telah ditandatangani sebelum UN SMA berlangsung tampaknya tidak berguna. Peran pengawas masih saja lemah,” ujarnya.

Terpisah, Plh Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang, Barlius mengatakan, dirinya sangat yakin sekolah di Kota Padang telah melaksanakan ujian dengan jujur. 

“Poin penilaian indeks integritas sekolah menjalankan UN telah diatur. Salah satunya masalah keberagaman jawaban siswa. Kalau jawaban sama, tentu integritas ujian bermasalah. Pembuktian inilah yang nantinya dapat memastikan kualitas kejujuran UN,” ujarnya.

Barlius sulit mempercayai peredaran kunci jawaban di sekolah unggul Kota Padang, seperti di SMAN 1 Padang. Sebab sepanjang sejarah sekolah tersebut, tidak ditemuinya ada siswa yang peduli keberadaan kunci jawaban. 

“Mustahil siswa sekolah unggul percaya kunci jawaban tak jelas,” pungkas mantan kepala SMAN 1 Padang itu. (g/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Enak Didengar! Indonesia Peringkat 60 dari 61 Negara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler