Disindir Jokowi, Jaksa Agung Malah Asyik sama Jupe dan Syahrini

Kamis, 23 Juli 2015 – 15:26 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - JAKARTA - Indonesia Justice Watch (IJW) mengkritik acara syukuran Hari Bhakti Adhyaksa ke 55, lantaran salah satunya dihiasi duet nyanyi Jaksa Agung M Prasetyo dengan penyanyi kondang Syahrini.

Peneliti IJW Fajar Trio Winarko mengatakan, sebenarnya wajar jika Jaksa Agung ingin mensyukuri HBA dengan acara tersebut. Namun, kata dia, jangan sampai Prasetyo mengabaikan permintaan Presiden Joko Widodo dalam peringatan HBA agar dapat dimanfaatkan untuk melakukan introspeksi diri Korps Adhyaksa. 

BACA JUGA: Jumat Keramat Pun Menanti Gubernur Sumut dan Istri Muda

Menurut Fajar, presiden sebenarnya sudah tahu performa kejaksaan di bawah kepemimpinan Prasetyo tidak membawa perubahan berarti dalam penegakan hukum di Indonesia. "Presiden itu nyindir kinerja Prasetyo lho secara tidak langsung," kata Fajar kepada wartawan, Kamis (23/7). 

Misalnya, ia mencontohkan, pernyataan presiden yang sudah tak ingin lagi mendengar adanya jaksa pemeras ataupun tersangka dijadikan "ATM". Menurutnya, itu merupakan warning bagi Prasetyo jika tidak segera melakukan pembenahan. "HBA itu hari jadi institusi bukan ulang tahun seperti sweet seventeen," tegasnya.

BACA JUGA: Tertutup, Adik Prabowo Temui Luhut Sempat Bahas Reshuffle

Harusnya, lanjut Fajar, dalam HBA itu disampaikan hal-hal yang belum dicapai kejaksaan. Seperti belum tertangkapnya buronan Djoko Chandra dan Edy Tansil, eksekusi Yayasan Supersemar, kasus HAM berat, Kredit CGN Bank Mandiri, dan piutang PNBP Rp 13 Triliun.

Tak hanya itu, sebagai institusi negara yang notabene anggarannya berasal dari rakyat, Fajar meminta Prasetyo transparan berapa biaya pelaksanaan HBA tahun ini. Termasuk darimana asal anggaran tersebut. "Dan berapa fee yang diberikan artis Syahrini, Jupe, Didi Kempot serta artis lainnya. Ingat rapor merah Kemenpan RB," katanya.

BACA JUGA: Mendagri Sibuk Cari Dokumen Perda Pelarangan Keagamaan di Tolikara

Menurutnya, hal ini untuk mencegah penilaian negatif dari masyarakat terhadap kejaksaan. Apalagi, sekarang bukan zaman orde baru yang serba tertutup, melainkan era keterbukaan informasi publik.

"Jika tertutup, saya mengusulkan Prasetyo dan sejumlah Jaksa yang menjadi panitia HBA dicopot saja," tandas Fajar.

Pengamat kebijakan publik Yanuar Wijanarko menilai dengan mengundang artis tenar dalam acara HBA membuktikan seorang Jaksa Agung tidak peka akan kondisi ekonomi Indonesia yang sedang terpuruk. "Bukan syukuran namanya jika sampai menyewa tiga artis tenar. Disuruh introspeksi sama presiden malah seperti foya-foya. Jaksa Agung sepertinya tidak peka sama kondisi ekonomi di Indonesia yang sedang terpuruk. Banyak juga uang yang dimiliki kejaksaan agung," kata Yanuar kepada wartawan, Kamis (23/7).

Menurut dia, diperkirakan biaya sewa ketiga artis tersebut bisa memakan dana ratusan juta rupiah. "Saya masih ingat ketika Jaksa Agung di hadapan DPR meminta dana tambahan penyidikan Satgassus tipikor. Alangkah arifnya, ketimbang dana ratusan juta untuk sewa artis, mending untuk tambahan biaya operasional penyidik. Sense of crisisnya tidak ada sama sekali Jaksa Agung ini," katanya.

Yanuar pun berharap Jokowi maupun Kemenpan RB harus meminta Jaksa Agung untuk memberitahu masyarakat dari mana dana sewa artis tersebut. 

"Jangan sampai anggaran rakyat digunakan tanpa jelas tujuannya. Saya pun berharap semoga dana acara HBA tersebut bukan dari hasil setoran perusahaan atau individu berkasus maupun dana setoran BUMN," tandasnya‎. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituntut 4 Tahun Penjara, Pria Ini Merasa Jadi Korban Fuad Amin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler