jpnn.com, KARANGANYAR - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di Kabupaten Karanganyar. Angka kasus ternak positif PMK sudah mencapai puluhan ekor.
Medik Veteriner Dinas Pertanian Pengan dan Peternakan (Dispertan PP) Karanganyar Faturohman mengatakan jumlah ternak terjangkit PMK sampai saat ini mencapai 50 ekor, dengan tingkat sebaran hampir merata di Kabupaten Karanganyar.
BACA JUGA: Sebut PMK PPN Membingungkan, Misbakhun Sarankan agar Dirjen Pajak Tinggalkan Jabatan
Sedikitnya, penyakit PMK sudah menyebar di 13 kecamatan, mulai dari Jaten, Jenawi, Karanganyar, Gondangrejo, Kebakkeramat, Karangpandan, Mojogedang, Tawangmangu, Jatipuro, Tasikmadu, Jumantono, Ngargoyoso, dan Jumapolo.
"Untuk kasusnya sudah mulai merebak sejak dua bulan terakhir, ada beberapa ternak yang mati yang indikasinya kena PMK," kata Faturohman saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (5/1).
BACA JUGA: Kasus Baru Penyakit Mulut dan Kuku Harian Tercatat Turun 97 Persen
Kembali merebaknya PMK membuat beberapa peternak di Karanganyar terpaksa harus memotong hingga menjual ternaknya yang mengalami gejala PMK.
Faturohman menjelaskan Dispertan PP Karanganyar telah melakukan sejumlah tindakan pencegahan, dengan mengadakan vaksinasi hingga pemberian desinfektan kepada para peternak. Sayangnya, terdapat beberapa peternak yang menolak melakukan vaksinsi PMK.
BACA JUGA: Pemerintah Menjamin Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku Aman Bagi Hewan Ternak
"Kalau program vaksinasi kemarin itu sebagian besar sudah divaksin, tetapi ada beberapa yang tidak bersedia. Ya kalau itu masalah kepercayaan, yang penting kami sudah menyampaikan vaksinasi itu fungsinya untuk pencegahan penyakit, kalau mereka menolak ya tidak kami vaksin," ujar dia.
Meski begitu, Faturohman mengatakan Dispertan PP tetap menyediakan layanan vaksinasi bilamana terdapat peternak yang ingin melakukan vaksinasi.
Peternak cukup menghubingi petugas di tingkat kecamataan saat membutuhkan layanan vaksinasi PMK.
"Kami masih ada (stock vaksin, red), karena sebagian besar sudah divaksin kemarin, jadi kalau sisa untuk stok vaksin ada. Jadi, misal ada yang membutuhkan untuk vaksin kami siap. Nanti tinggal koordinasi dengan petugas di setiap kecamatan ada," ucap dia menambahkan.
Selain itu, Faturahman mengatakan langkah preventif untuk pencegahan penyebaran PMk juga terus dilakukan Dispertan PP.
Meskipun tidak menutup arus lalu lintas penjualan ternak dari luar daerah, tetapi Dispertan PP tetap memberikan imbauan kepada para peternak untuk lebih berhati-hati dalam jual beli ternak dari luar daerah.
"Kalau sampai penyekatan belum, tetapi kami beri imbauan ke masyarakat agar lebih hati-hati dan waspada terkait dengan lalu lintas hewan ternak sapi itu. Harapannya petani lebih selektif kalau mau membeli atau menjual hewannya, utamanya yang dilakukan di pasar hewan," ujar dia.
Faturahman mengingatkan kepada para peternak agar segera mengisolasi serta memberikan tindakan penanganan, bila menemukan ternak mengalami gejala PMK.
Pasalnya, jika terlambat mendapatan penanganan akan lebih sulit untuk proses pengobatan.
"Kalau agak telat mungkin sampai 2-3 hari apalagi ditambah gejala lain biasanya penanganan susah, tingkat kesembuhan susah. Sama kalau di kandang diharapkan dipisah dari sapi lain yang masih sehat, lalu secepatnya dilakukan pengobatan, sama disemproti disinfektan di kandang juga lingkungan," kata Faturahman. (mcr21/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Memastikan Mengendalikan Penyakit Mulut dan Kuku, Masyarakat Jangan Panik
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Romensy Augustino