Distribusi Raskin 2015 Belum Jelas

Senin, 05 Januari 2015 – 02:58 WIB

jpnn.com - PURWOKERTO - Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima raskin nampaknya harus bersabar. Pasalnya, hingga saat ini Bulog belum mendapatkan kabar kepastian dari pemerintah pusat terkait penyaluran raskin.

Ketidakpastian informasi tersebut disampaikan Humas Bulog Sub Divre IV Banyumas, Priyono. Menurutnya, hingga saat ini belum ada informasi pasti tentang kelanjutan raskin.

BACA JUGA: Palembang Ingin Bentuk Dua Kecamatan Baru

"Ada pengganti maupun penghentian total, kami belum tahu informasinya pasti," ujarnya.

Jika program raskin dihentikan, ke depan Bulog akan melakukan praktik bisnis murni terhadap komoditas beras. Dalam arti,  penyerapan beras petani akan dilakukan lebih selektif terhadap beras dengan kualitas premium.

BACA JUGA: Polisi Bekuk Tiga Pelaku Curanmor

Hal ini karena Bulog tidak lagi mendapatkan subsidi PSO (Publik Service Obligation) dari pemerintah, untuk menyerap beras petani dengan kualitas medium.

"Karena tidak lagi mendapat subsidi, maka penyerapan beras yang kita lakukan kemungkinan akan lebih berorientasi pada praktik bisnis murni dan verietas beras yang akan dibeli kemungkinan akan lebih ditekankan pada yang varietas premium," katanya.

BACA JUGA: Longsor di Sukabumi, Ratusan Warga Mengungsi

Selama mengelola program raskin, diakui Priyono, Bulog menerapkan standar kualitas tertentu terhadap beras yang dibeli dari petani. Antara lain dengan mempertimbangan kadar sosoh dan kadar air pada standar tertentu.

Namun untuk varietas beras atau padi, Bulog masih menerapkan standar verietas medium yang memang banyak ditanam petani.  

Sementara untuk penyaluran beras pada 29 Desember hingga 31 Desember lalu, pihaknya telah menyalurkan beras di empat kabupaten wilayah eks Karesidenan Banyumas dengan volume yang sama pada penyaluran raskin sebelumnya yakni 6,25 ribu ton per bulan.

Menurutnya, Bulog dan Kemendag menetapkan sasaran penyaluran pada RTS yang sebelumnya menerima program raskin, karena kelompok tersebut yang dinilai terkena imbas paling besar akibat kenaikan harga beras.

"Makanya, harga jual beras ditetapkan sama dengan harga tebus program raskin Rp1.600 per kilogram," jelasnya.

Meskipun belum adanya kejelasan terkait penyaluran raskin, dia mengatakan masih menyimpan beras untuk kebutuhan raskin selama tujuh bulan ke depan. (ida/sus/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahyar Ogah Cerai dengan Mohan di Pilkada 2015


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler