jpnn.com - SAMPIT- Kondisi jembatan Bajarum yang ada di Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur nyaris ambruk, setelah tiang penyangga pondasi jembatan, ditabrak tongkang pengangkut hasil tambang biji besi yang melintas di perairan Sungai Mentaya, Sabtu (21/12), sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Kalteng Pos (grup JPNN) menyebutkan, tabrakan itu terjadi ketika sebuah tongkang Manna Lines yang ditarik togboat KM TOB 07 sedang melintas diperairan Mentaya dari arah Desa Kandan. Tongkang dan tugboat ini merupakan alat angkut sewaan yang membawa bijih besi dari perusahaan tambang yang beroperasi di Kecamaatn Kotabesi.
BACA JUGA: 6 Bulan tak Digaji, Guru Honor Mogok Ngajar
Entah apa yang menjadi penyebab peristiwa itu, yang pastinya, saat kejadian tidak ada saksi mata yang melihat. Saat itu arus sungai terlalu deras karena pada waktu air sungai sedang pasang menujur mengalami surut, sehingga arus air searah dengan laju tongkang tersebut. Tongkang itu membawa bijih besi dari perusahaan tambang yang beroperasi di Kecamatan Kotabesi.
Akibat ditabrak tongkang itu, tiang penyangga jembatan bagian pinggir pecah dan lantai jembatan bergeser beberapa centimeter.Selain bergeser, pada bagian lantai jembatan terdapat rongga yang lumayan lebar, yakni sekitar 7-10 centi meter.
BACA JUGA: 70 Persen TKI Tujuan Malaysia
Saat ini, kondisi jembatan sangat memprihatinkan, bahkan jembatan sepanjang 380 meter yang melintasi Sungai Mentaya itu sekarang terancam ambruk. Jangankan dilalui roda empat dilewati sepeda motor saja bergoyang seakan hendak runtuh.
Mengingat jembatan bergeser beberapa centi dan rawan ambruk, pemeritah daerah Kotim menutup total akses jalan itu. Dengan ditutupnya jalan tersebut membuat belasan kilometer antrean kendaraan roda dua, empat, dan enam mengalami antrian yang cukup panjangn sehingga membuat jalan yang ada tempat kejadian macet total.
BACA JUGA: Rekrut Sarjana, Awasi Program Rp1 M Per Kecamatan
Untuk memberikan pengamanan serta kelancaran arus lalulintas ditempat kejadian perkara, petugas kepolisian Polres Kotim menerjunkan sedikitnya 21 personil yang dibantu anggota TNI, dinas perhubungan serta dinas terkait yang ada di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Kapolres Kotim AKBP Himawan Bayu Aji saat dikonfirmasi mengatakan, saat ini pihaknya melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk menganelisa apakah penyebab apabila jembatan tersebut dilalalui kendaraan. "Saat ini jembatan tidak bisa dilalui oleh pengedara baik itu motor,mobil dan truk. Bahkan hasil penyelidikan tim teknis dari PU, jembatan itu ditutup total. Apabila jembatan tersebut tetap dilalui maka ditakutkan runtuh," terangnya saat terjun kelokasi memberikan pengaman serta mengetahui kondisi jembatan pasca ditabrak tongkang.
Himawan juga mengungkapkan, apabila jembatan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan maka pihaknya bersama dengan pemerintah daerah mencari alternatif lain yakni, mengadakan sebuah feri penyebarangan dengan menggunakan tongkang. Dikatakannya, untuk mengetahui penyebab insiden itu, tongkang beserta tagboat sudah dilakukan penahanan oleh pihak sahbandar.
Namun hingga saat ini belum tahu persis peristiwa tabrakan itu. "Awak tagboat beserta dengan nahkoda saat ini masih dalam pemeriksaan. Yang jelas saat ini kami belum tahu apa penyebab kejadian itu," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit Hanasro Amin saat dikonfirmasi melalui pesan singkat mengatakan, untuk menyelidiki kejadian ini ada tim BAPP yang akan melakukannya. (sli)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu dan Tiga Anaknya Tewas Tertimbun Longsor
Redaktur : Tim Redaksi