jpnn.com - BATAM - Di tengah polemik soal tarif UWTO, Badan Pengusahaan (BP) Batam terus mempromosikan kemudahan berinvestasi di Batam kepada investor luar negeri.
Selasa (29/11) kemarin, BP Batam bersama dengan BP Tanjungpinang, BP Bintan, BP Karimun bekerjasama dengan KBRI Singapura dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko) RI menggelar pertemuan bisnis di Hotel Fullerton, Singapura.
BACA JUGA: Garuda Indonesia Gelontor Citilink Rp 325 Miliar
"Kegiatan ini sebagai bentuk tindak lanjut kerjasama Joint Working Group (JWG) antara Indonesia yang melibatkan Batam, Bintan, dan Karimun," ujar Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Y.M Ngurah Swajaya, saat membuka acara ini.
Ngurah melanjutkan, acara ini harus dilakukan secara berkala untuk menarik banyak investasi asing. Terutama dari Singapura ke Batam, Bintan, dan Karimun.
BACA JUGA: Holding Kemaritiman Ditarget Rampung 2017
Di tempat yang sama, Deputi Menteri Koordinator Perekonomian, Wahyu Utomo juga turut menekankan komitmen pusat untuk terus menggesa investasi di keempat kawasan perdagangan bebas tersebut.
Begitu juga dengan Deputi Bidang Perencanaan Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Tamba Parulian Hutapea optimis program izin investasi 3 jam (i23j) dapat meningkatkan investasi masuk ke Batam.
BACA JUGA: Target Penerimaan Negara Rp 1.355,2 Triliun Sulit Tercapai
Sedangkan Direktur Publikasi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono mengungkapkan bahwa sejak program izin investasi tiga jam (i23j) berjalan, sudah ada sejumlah investasi yang masuk. Program i23j ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengusaha Singapura.
"Tahun 2015 lalu tercatat ada 70 perusahaan dari Singapura yang telah menanamkan modal dengan nilai investasi capai 125 juta dolar Amerika," jelasnya.
Andi optimistis akan semakin banyak pengusaha Singapura dan mancanegara yang akan berinvestasi di Batam.(leo/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stabilitas Makro Kawal Indeks ke Level 6.100
Redaktur : Tim Redaksi