Stabilitas Makro Kawal Indeks ke Level 6.100

Rabu, 30 November 2016 – 08:28 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA-Makro ekonomi tetap stabil di tengah serbuan badai sentimen negatif global.

Itu terefleksi angka inflasi rendah sepanjang sejarah dan tingkat deflasi terkontrol dengan baik.

BACA JUGA: OCBC NISP Sebut Permintaan KPR Masih Bagus

Bank Indonesia (BI) mencatat, inflasi Oktober 3,31 persen, turun dari edisi Desember 2015 sebesar 3,35 persen.

Data dan fakta itu meyakinkan PT Syailendra Capital atas gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

BACA JUGA: Izin Pendirian Rumah Khusus MBR Dipangkas Jadi 11

Tahun depan, Indeks diramal berada di kisaran 5.900-6.100 poin. Sebagai dasarnya, di penghujung tahun ini, Indeks bakal mengorbit di level 5.200-5.300.

”Kami mengapresiasi kinerja pemerintah sukses mengawal stabilitas makro ekonomi lebih kuat. Jadi, kondisi buruk dari eksternal tidak terlalu memengaruhi pasar,” tutur Chief Investment Officer Syailendra Capital Cholis Baidlowi di Jakarta, Selasa (29/11).

BACA JUGA: KKP Luncurkan e-Payment PNBP

Secara sederhana, gerak Indeks tidak akan terlalu bereaksi di luar fundamental sepanjang makro ekonomi tetap bagus.

Cholis beranggapan tingkat inflasi tahun depan masih rendah.

Dengan begitu, situasi dan kondisi ekonomi tetap mengalami pertumbuhan dan mendongkrak keperrcayaan pelaku pasar.

”Kalau kami amati, fundamental masih terjaga,” ucapnya. 

Sejumlah saham dalam ramalam Syailendra Capital masih akan mengalami apresiasi signifikan.

Pergerakan bullish makan terjadi pada sektor konstruksi, perbankan, komoditas berbasis minyak sawit dan konsumsi.

Khusus sektor perbankan, pertumbuhan saham akan didukung melalui perbaikan kredit bermasalah (NPL) dan pertumbuhan kredit.

Sementara itu, konsumsi akan didorong melalui basis middle to low income class. Itu bisa terlihat dari penjualan mobil.

Di mana, dengan harga murah dan mahal mengalami permintaan cukup kuat. Peningkatan penjualan mobil di atas Rp 400 juta menunjukkan kepercayaan masyarakat mengalami akselerasi signifikan.

”Pertumbuhan penjualan mobil murah menjadi petanda ada perbaikan daya beli,” ulas Cholis.

Per 29 November 2016, Indeks ditutup di kisaran 5.136,67.

Data itu memamerkan bahwa Indeks memberikan keuntungan (return) 12,35 persen sejak awal tahun.

Indeks sempat menyentuh posisi tertinggi tahun ini di kisaran 5.472 pada penutupan 4 Oktober 2016 lalu. (far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim Bentukan Kemenhub Periksa Kapal Bantuan dari KKP, Hasilnya?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler