jpnn.com, CIANJUR - Angin puting beliung menerjang Desa Ciwalen, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (6/4) petang.
Bencana itu mengakibatkan belasan rumah di desa tersebut mengalami rusak berat di bagian atap.
BACA JUGA: Angin Puting Beliung Menerjang Perkotaan Garut, Banyak Rumah Rusak
Sekretaris BPBD Cianjur Rudi Wibowo mengatakan angin puting beliung yang melanda perkampungan sempat membuat panik warga.
Sebab, bencana itu datang menjelang berbuka puasa.
BACA JUGA: Mama Pergi Rumah Sepi, Gadis Belia Sakit Didatangi Papanya yang Amoral, Aduh
Meski demikian, tidak ada korban jiwa dalam bencana itu.
Hingga Rabu (6/4) malam, tercatat delapan kepala keluarga terpaksa mengungsi ke rumah tetangga atau saudaranya.
BACA JUGA: Rumah Rakyat yang Dibiayai BTN 100 Persen Menggunakan Produk Dalam Negeri
"Petugas di lapangan masih melakukan pendataan berapa rumah yang rusak namun delapan kepala keluarga mengungsi untuk sementara karena atap rumah mereka rusak parah," katanya saat dihubungi di Cianjur, Rabu (6/4).
Tercatat beberapa rumah penyemaian benih juga rusak di bagian atap akibat disapu angin puting beliung.
Kerugian diperkirakan mencapai Rp 100 juta.
Hingga Rabu malam, warga dibantu petugas berusaha memperbaiki atap rumah yang rusak ringan dan sedang.
Seorang warga, Fahrizal Ardiansyah (26) mengatakan sebelum angin puting melanda perkampungan, warga sempat melihat awan hitam layaknya akan turun hujan.
Namun, lanjut dia, selang beberapa saat, angin bertiup kencang menimbulkan putaran angin di atas perkampungan.
"Kalau melihat kerusakan lebih dari 13 rumah yang rusak berat, sedangkan rusak ringan dan berat lebih dari 20 rumah,” katanya.
Menurutnya, angin kencang datang tiba-tiba dengan ekor memorakporandakan atap rumah.
“Warga sempat bertahan lama di luar rumah karena takut puting beliung kembali terjadi," katanya.
Saat ini, petugas gabungan BPBD, TNI/Polri dan warga bergotong-royong menyingkirkan pohon berbagai ukuran yang tumbang dan material atap yang jatuh di halaman rumah. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi