Diterjang Banjir 3 Hari, 300 KK di Daerah ini Belum Mau Tinggalkan Rumah

Senin, 08 November 2021 – 17:26 WIB
Lurah Pluit Helwin Ginting (kanan) saat meninjau kawasan RW022 Pluit yang terkena dampak Rob di Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (8/11/2021). (ANTARA/Abdu Faisal)

jpnn.com, JAKARTA - Warga Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara belum mau meninggalkan rumah masing-masing, sudah tiga hari diterjang banjir.

Tercatat ada 300 Kepala Keluarga penghuni enam Rukun Tetangga di Rukun Warga 022 Pluit, yang terkena rob atau banjir pesisir.

BACA JUGA: Banyak Banget, Ada 179.769 Lowongan Guru Tak ada Pelamarnya

Lurah Pluit Helwin Ginting mengatakan warga pada enam Rukun Tetangga di Rukun Warga 022 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara itu terkena dampak rob dengan ketinggian 30-60 sentimeter.

Namun, warga setempat belum ada yang mau mengungsi karena tidak ingin meninggalkan rumah masing-masing.

BACA JUGA: Perintah Mahfud MD Sangat Tegas, Debitur BLBI Tak Bisa Menghindar Lagi

"Tidak ada masyarakat yang mau mengungsi, tetap bertahan di rumah-rumah masing-masing."

"Sejauh ini aman, tetapi kami imbau lewat RT/RW-nya supaya masyarakat juga menjaga agar jangan ada yang terkena setrum (listrik)," ucapnya.

BACA JUGA: Jenderal Andika Berpeluang Maju di Pilpres 2024 Setelah Jabat Panglima TNI

Helwin mengatakan sejauh ini belum ada pemadaman arus listrik oleh PLN setempat.

Listrik masih mengalir karena dinilai ketinggian maksimal air rob belum sampai ke colokan listrik di rumah-rumah warga.

"Untuk sore ini di jam 15.00 ini, air sudah mulai surut. Jadi ketinggian maksimumnya sudah lewat. Kami juga sedikit agak lebih tenang," kata Helwin.

Untuk pencegahan, Helwin menginstruksikan Ketua RT yang terdampak melakukan survei di lingkungan masing-masing. Seperti, orang tua dan anak berusia di bawah lima tahun, dan rumah-rumah yang berada di gang kecil.

"Pak RT masuk-masuk ke gang untuk mengimbau warga supaya warga juga tenang. Kami menyambangi RT-nya semua, ada lebih kurang 300 kepala keluarga yang terkena dampak, itu (jumlah) yang masuk ke dalam rumahnya," kata Helwin.

Untuk penanganan genangan, Kelurahan melibatkan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) berjumlah 46 orang.

Tugasnya 10 orang di tempat ini langsung untuk mengambil sampah-sampah yang meluap hingga ke ruas jalan.

"Ini supaya aliran air lancar dan jalan jangan terlihat kotor. Ada dua tim untuk mengambil sampah-sampah yang ada di saluran, terus satu tim yang mengambil di saluran yang crossing, jadi sampah tidak sampai masuk ke rumah pompa nantinya," kata Helwin.

Sejauh ini, Kelurahan Pluit belum membuat posko pengungsian, karena belum ada warga yang bersedia pindah.

Namun, untuk bantuan seperti makanan dan obat-obatan terus dikomunikasikan dengan pihak yang terkait seperti Puskesmas, Suku Dinas Kesehatan, dan Suku Dinas Sosial.

Sementara itu, warga lain, Suryanti mengatakan dirinya belum mau meninggalkan rumah karena menilai kenaikan air laut seperti saat ini sudah biasa dirasakan di permukiman tersebut.

"Sudah biasa, makanya enggak mau mengungsi," kata Suryanti.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler