jpnn.com - JAKARTA - Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Bina Pemdes Kemendagri) menyambut baik dan mendukung penuh program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) dari Universitas Brawijaya.
Dirjen Bina Pemdes Kemendagri Eko Prasetyanto Purnomo Putro menyampaikan hal tersebut saat menerima audiensi Direktur Direktorat Kelembagaan Universitas Brawijaya Sujarwo di Kantor Ditjen Bina Pemdes, Jakarta Selatan, Selasa (30/5).
BACA JUGA: Ditjen Bina Pemdes Dukung Percepatan PSN melalui Revisi Permendagri Nomor 1 Tahun 2016
Eko Prasetyanto mengatakan sangat senang berkolaborasi membangun desa dengan universitas.
Dia mengatakan, sinergi yang dilakukan antara pemerintah, universitas, media massa, swasta, dan masyarakat akan berjalan baik untuk kemajuan desa di Indonesia.
BACA JUGA: Dirjen Bina Pemdes Pimpin Rapat Evaluasi Serapan Anggaran P3PD TA 2023
"Pada sore hari ini bersama Universitas Brawijaya memikirkan bagaimana memajukan desa, kita bersyukur Brawijaya mempunyai program memajukan desa yang ada di Jawa Timur ini perlu disambut baik," ungkap Eko.
"Kita sekarang harus mempunyai semangat berkolaborasi, strategi pentahelix bagus sekali, antara pemerintah, akademisi, media, dan masyarakat saling bersinergi," tambah Eko.
BACA JUGA: Rapat Percepatan Penyerapan Anggaran, Dirjen Bina Pemdes Menekankan 3 Hal
Eko mengatakan tindak lanjut dari pertemuan dengan Universitas Brawijaya adalah dengan melakukan penandatanganan kerja sama.
"Ditjen Bina Pemdes siap berkolaborasi penuh, saya minta dilakukan penandatanganan kerjasama bersama dengan Universitas Negeri Malang yang juga mempunyai program memajukan desa."
"Saya juga menyarankan dalam jangka panjang, ada sekolah desa atau akademi desa, atau kalau bisa ada program studi pemerintahan desa di Universitas Brawijaya," tutur Eko.
Dirjen Bina Pemdes Eko Prasetyanto berharap program memajukan desa juga dapat diikuti oleh kampus lain di Indonesia.
"Program yang baik seperti MMD, bisa disambut baik oleh berbagai universitas, bagaimana berkolaborasi memajukan desa di Indonesia, dengan memakai cara yang cerdas dalam rangka meningkatkan kemajuan bangsa dan negara kita mencapai Indonesia emas 2045, melalui desa emas 2045," kata Eko.
MMD di 1.000 Desa
Sementara itu, Direktur Direktorat Kelembagaan Mahasiswa Universitas Brawijaya Sujarwo mengatakan program MMD merupakan program pengabdian masyarakat oleh mahasiswa di 1.000 desa, 30 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
"MMD merupakan program besar yang didukung oleh lebih dari 500 dosen sebagai termasuk profesor dan associate profesor serta 14.023 mahasiswa," ungkapnya.
Adapun pelaksanaan pemberangkatan mahasiswa ke desa dimulai 23 Juni dan selesai 5 Agustus 2023 (40 hari di desa).
Dalam turun ke desa ada beberapa program yang akan dijalankan mahasiswa mulai dari agrokomplek, peningkatan Badan Usaha Milik Desa dan ekonomi desa, penguatan tata kelola pemerintahan desa, pengembangan pendidikan kesehatan dan budaya masyarakat, hingga lingkungan dan mitigasi bencana.
Turut hadir Sesditjen Bina Pemdes Paudah; Direktur Pengembangan Kapasitas Pemerintahan Desa, Data, dan Evaluasi Perkembangan Desa Mohammad Noval; Direktur Fasilitasi Kerjasama, Lembaga Pemerintah Desa, dan BPD Murtono; serta Direktur Fasilitasi Lembaga Kemasyarakatan dan adat Desa, PKK, dan Posyandu Chaerul Dwi Sapta. (sam/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu