Ditolak Eropa, Pengungsi Afghanistan Terancam Bernasib Nahas di Tangan Taliban

Selasa, 31 Agustus 2021 – 19:30 WIB
Pengungsi anak-anak menunggu penerbangan berikutnya setelah didaftarkan di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Kamis (19/8/2021). Foto: Gambar diambil 19 Agustus 2021. 1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS/AWW/djo

jpnn.com, KABUL - Taliban bersedia menerima kembali imigran Afghanistan yang ditolak permohonan suakanya oleh negara Eropa. Meski begitu, bukan berarti warga Afghanistan yang melarikan diri saat Taliban merebut Kabul itu bakal disambut dengan tangan terbuka. 

Pemerintah Austria yang dikuasai partai konservatif telah mengambil tindakan tegas terhadap pencari suaka dan imigran Afghanistan di Uni Eropa.

BACA JUGA: Jubir Taliban Ungkap Dampak Mengerikan Serangan Balas Dendam AS

Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer awalnya mengatakan Austria harus terus mendeportasi pencari suaka yang ditolak agar kembali ke Afghanistan selama mungkin.

Nehammer sejak itu mengakui hal itu tidak dimungkinkan lagi karena pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban.

BACA JUGA: Pejabat China Beretnis Uighur Desak Taliban Musuhi Gerakan Islam

Dia menginginkan "pusat deportasi" didirikan di negara-negara tetangga yang akan menampung mereka.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kepada surat kabar Kronen Zeitung bahwa pemerintahnya bersedia menerima orang-orang Afghanistan yang dideportasi.

BACA JUGA: Densus 88 Sampaikan Info Penting Soal Taliban dan Terorisme di RI

"Ya. Mereka akan dibawa ke pengadilan. Pengadilan kemudian harus memutuskan bagaimana kelanjutan nasib mereka," kata Zabihullah saat ditanya apakah akan menerima pencari suaka Afghanistan di Jerman atau Austria yang klaim suakanya telah ditolak atau yang telah melakukan kejahatan di negara-negara Eropa tersebut.

Dia tidak menjelaskan mengapa mereka harus dibawa ke pengadilan atau persidangan apa yang mungkin mereka hadapi di sana.

Mujahid juga mengulangi janji pemerintah Taliban untuk menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam atau Syariat.

"Kami akan menjamin semua yang menjadi hak perempuan di bawah Syariat," kata Zabihullah.

Dia mengatakan Taliban akan memberikan hak-hak Islam kepada perempuan, memberi kesempatan pendidikan dan menciptakan kondisi bagi mereka untuk bekerja.

"Kami sedang dalam proses menempatkan semua itu pada tempatnya," kata Mujahid. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler