DJ itu Diseret Keluar Mobil, Dibanting, Kepala Dihantam Bongkahan Cor

Selasa, 09 Juni 2015 – 10:03 WIB
SADIS: Polisi menunjukkan empat tersangka anggota geng motor pelaku pembunuhan Aditya Wahyu Budi Hartanto berikut barang bukti mobil korban di Mapolrestabes Surabaya kemarin (8/6). (WS Hendro/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA - Sementara itu, kemarin Satreskrim Polrestabes Surabaya memamerkan empat tersangka pengeroyok seorang DJ Aditya Wahyu Budi Hartanto hingga tewas pada Selasa (2/6) silam. 

Mereka adalah Rizki Topan alias Gondrong, 18, warga Rungkut Lor; Faisal Maulana Putra alias Amber, 19, warga Mleto; Riski Nur alias Mbah, 19, warga Manyar Kertoarjo; dan Bayu Gunawan, 22, warga Rungkut Lor.

BACA JUGA: Wahai Geng Motor Brutal, Anak Buah Takdir Siap Menembak di Tempat

Keempatnya ditangkap anak buah AKP Agung Pribadi di tempat dan waktu yang berbeda. Mereka juga memiliki peran yang berbeda-beda. Tapi, semuanya ikut menganiaya korban dengan menggunakan batu, paving, dan sejumlah benda keras.

Berdasar pengakuan para tersangka, aksi geng motor itu benar-benar sadis. Korban sebenarnya sudah terkapar saat mobil mahasiswa Fakultas Hukum Unair tersebut menubruk pohon. Tapi, pelaku masih membanting tubuhnya di atas aspal dan menghantam kepalanya dengan menggunakan batu dan bongkahan cor. 

BACA JUGA: Bu Guru Suka Masukkan Pria yang 20 Tahun Lebih Muda, Hingga Akhirnya...

Salah seorang pelakunya Gondrong. Dia adalah anggota geng motor Lollipop. Anggotanya sekitar 20 orang yang berasal dari Sedati, Rungkut, dan Prapen. "Saya baru ikut sebulan," kata anak kedua di antara tiga bersaudara itu.

Dia memiliki satu unit motor Yamaha Vega yang dimodifikasi khusus untuk balapan. Pada 2 Juni lalu, motornya siap dipakai untuk adu kecepatan melawan geng Raisa. Geng Lollipop menyewa seorang joki yang tidak dikenalnya untuk memacu motor tersebut.

BACA JUGA: Astagfirullah... Pak Haji Digerebek sedang Pesta Sabu Bersama Warga

Ketika motor dari dua geng itu berada di arena balap liar di Jalan Ngagel Jaya Selatan, tiba-tiba datang mobil Aditya dengan kecepatan tinggi dan menabrak anggota geng Raisa. Gondrong kemudian meneriaki mobil tersebut dan menyerukan untuk mengejarnya.

Dia bersama puluhan motor anggota geng dan penontonnya ikut mengejar. Ketika sampai di Jalan Bung Tomo, mobil Aditya menabrak pohon. Melihat hal tersebut, anggota geng Raisa dan Lollipop berlomba menyerbu Aditya yang masih berada di mobil itu dengan menggunakan benda di sekitarnya. 

Gondrong yang datang agak telat berinisiatif membuka pintu pada sisi kemudi. Dia menyeret tubuh korban ke jalan. Saat itu, korban sudah tidak berdaya dengan wajah menempel di setir. Tubuh Aditya diempaskan. Meski mengetahui tergeletak, Gondrong kemudian mengambil bongkahan cor seukuran kepala orang dewasa dan menghantamkannya ke kepala korban. Tidak sekali itu saja. Dia mengulangi perbuatannya dengan menggunakan paving. "Saya emosional. Dia yang duluan menabrak," katanya.

Perbuatan yang tidak kalah sadisnya dilakukan Bayu. Dia awalnya hanya menonton balapan. Anak kedua di antara dua bersaudara itu mengaku bukan anggota geng motor. Sebelum balapan dimulai, tiba-tiba ada mobil yang menabrak pembalap. 

Saat para anggota geng mengejar, dia ikut-ikutan. Ketika tiba di lokasi, korban sudah berada di luar mobil dan terkapar tidak berdaya dengan berlumuran darah. Meski begitu, dia ikut-ikutan emosional dan menghantamkan batu ke arah kepalanya. Hal itu dilakukan hingga tiga kali. 

Demikian pula Faisal. Awalnya, dia juga hanya melihat. Dia ikut mengejar ketika melihat semua orang di arena balapan mengejar mobil merah. Dia termasuk yang datang paling awal ketika mobil korban menabrak pohon. "Saya pukul pakai batu tiga kali," ucapnya.

Terakhir adalah Riski Nur. Dia yang awalnya juga menjadi penonton ikut-ikutan mengejar korban. Sebelum korban dikeluarkan dari dalam mobil, dia memukul terlebih dahulu. Setelah itu, dia memukulkan batu ke tubuh korban meski tidak ada tanda-tanda perlawanan.

Saat bercerita, keempatnya berbicara dengan tenang. Mereka seolah tidak menganggap hal itu sebagai perbuatan yang sadis dan menjadi kebencian warga Surabaya. Ketika ditanya apakah menyesal, Riski Topan malah menyalahkan korban. "Kalau dia tidak nabrak dulu, mungkin tidak seperti itu," ucapnya dengan nada agak tinggi.

Polisi kemarin memperlihatkan semua barang bukti yang berhasil ditemukan. Di antaranya, dua unit sepeda motor yang digunakan untuk mengejar korban dan satu sepeda motor modifikasi yang digunakan untuk balapan. Selain itu, ada bongkahan batu dan paving dengan beragam ukuran. Di permukaan benda keras tersebut bahkan masih ada sisa potongan daging dan rambut yang masih menempel.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete mengatakan, alasan pelaku mengeroyok korban beragam. Ada yang karena sakit hati, ada juga yang karena ikut-ikutan. "Semuanya diproses pidana," jelasnya. (eko/c6/ano)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Curi Motor Ayah Angkat, Uangnya untuk Foya-foya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler