Dokter Andani Eka Putra Ungkap Obat Paling Bagus Untuk Covid-19

Sabtu, 03 Oktober 2020 – 15:40 WIB
Ilustrasi warga memakai masker untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas dr. Andani Eka Putra mengatakan bahwa obat yang paling bagus untuk pasien Covid-19 adalah menghilangkan stres dan depresi.

"Sebenarnya obat yang paling bagus menghilangkan Covid-19 itu adalah bagaimana menghilangkan stres atau depresi pada waktu pasien dirawat. Itu paling bagus," kata Andani saat diskusi virtual Sinergi Mencari Obat Covid" Sabtu (3/10).

BACA JUGA: Alhamdulillah, WHO Beri Rekomendasi Untuk Indonesia Menyelenggarakan Tes Cepat Antigen

Menurut Andani, ini juga berdasarkan pengalamannya merawat pasien Covid-19.

Sebab, ujar dia, banyak pasien Covid-19 yang mengalami stres ketika dinyatakan terinfeksi corona.

BACA JUGA: Strategi Airin, Manfaatkan Bulan Pemuda untuk Kampanye Potokol Kesehatan

"Kuncinya, tetap memotivasi semangat itu yang paling penting," jelasnya.

Andani mengatakan selain itu  yang perlu dilakukan adalah melakukan deteksi secepat mungkin, sehingga pasien tidak jatuh terlebih dahulu.

BACA JUGA: Dipandu dr Reisa, Tenaga Medis Berkisah tentang Cara Pasien Covid-19 Cepat Sembuh

Menurutnya, ketika didiagnosa, maka pasien bisa segera beristirahat, makan obat-obatan, dan sebagainya, sehingga kondisinya akan membaik lebih cepat.

Ia mengatakan bahwa banyak sekali pasien yang ketika masuk ke rumah sakit karena Covid-19, di pikirannya itu muncul bahwa stigma jelek akan dialami keluarganya, dianggap aib, bahkan mereka seolah-olah akan menghadapi kematian dan macam-macam.

"Sebenarnya tidak ada masalah sama sekali. Jadi, saya sepakat sekali, yang paling penting untuk pasien itu bagaimana memperbaiki motivasi," katanya.

Menurut dia, pendekatan yang dilakukan petugas medis kepada pasien juga sangat penting sekali.

Dia menegaskan bahwa pasien membutuhkan komunikasi. "Pendekatan itu penting sekali," tegasnya.

Dia mengatakan kuncinya adalah masyarakat jangan terlalu panik dengan Covid-19.

Namun, lanjut dia, jangan pula terlalu abai. "Waspada dan hati-hati saja, pakai rasional paling bagus untuk itu," ujarnya.

Lebih jauh Andani mengingatkan masyarakat tidak perlu terlalu takut Covid-19 akan menyebar lewat udara atau airborne.

"Saya tidak sepakat dengan airborne. Kalau airborne, dari dulu sudah habis orang-orang," katanya.

Menurutnya, kalau airborne lokal menyerap dua atau tiga meter, mungkin masih bisa.

Namun, dia tidak percaya kalau jaraknya 10 atau 50 meter, bisa menyebarkan virus.

"Kalau airborne lokal menyerap dua tiga meter mungkin masih bisa, tetapi kalau jaraknya 10 atau 50 meter saya tidak percaya, tidak meyakinkan," ujar dia.

Anggota Komisi IX DPR Nabil Haroen menyampaikan kritik kepada CDC atau Center for Disease Control, dan WHO atau Wolrd Health Organization terkait persoalan airborne.

"Tempo hari (CDC), sempat di-posting penularan Covid-19 ini bisa melalui airborne. Ternyata akhir-akhir ini sudah diralat bahwa penularan virus itu tidak melalui airbone, alasannya karena salah posting. Ini kan lucu sekali," kata Nabil dalam diskusi itu.

Politikus PDI Perjuangan itu mengingatkan bahwa CDC atau WHO untuk berhati-hati menyampaikan informasi.

"Karena setiap hasil pernyataan yang dikeluarkan WHO atau CDC ini akan memengaruhi kebijakan," kata Nabil. (boy/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler