jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Dwi Ria Latifa meminta KPK memberi penjelasan, kenapa Novel Baswedan harus menjalani pengobatan ke Singapura.
Dia ingin tahu apakah sudah tidak ada dokter di Indonesia yang mampu menangani Novel yang disiram menggunakan zat kimia H2SO4. "Apa rumah sakit di Indonesia ini sudah tidak mampu menangani kasus Novel?" tanya anak buah Megawati Soekarnoputri di PDI Perjuangan itu, saat rapat dengar pendapat Komisi III DPR dengan KPK, Senin (17/4) malam.
BACA JUGA: DPR Pertanyakan Anggaran Kepresidenan Buat Obati Novel Baswedan
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menjawab bahwa sebelum membawa Novel, dia dan Ketua KPK Agus Rahardjo sudah berkonsultasi dengan tim dokter Jakarta Eye Center.
Menurut Syarif, dokter menyarankan akan lebih bagus dibawa ke Singapura. Sesuai penjelasan dokter, di Singapura itu lengkap. Persiapan kornea selalu ada. "Kalau di sini (Indonesia) tidak," kata Syarif saat RDP, Senin (17/4) malam.
BACA JUGA: Ini Kata Pimpinan KPK soal Otak Kejahatan Terhadap Novel
Selain itu, lanjut Syarif, tidak semua obat untuk Novel tersedia di Indonesia. Sedangkan untuk mendatangkannya dari luar, kebanyakan obat itu belum mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. "Tidak semua obat bisa diimpor karena tidak dapat izin BPOM. Banyak yang tidak ada di Indonesia sehingga perlu dikirim (berobat) ke sana (Singapura)," paparnya.
Syarif mengatakan, ini bukan persoalan dokter Indonesia mampu atau tidak. Menurut dia, dokter di Indonesia sangat mampu mengobati Novel.
BACA JUGA: Komisi III DPR Sindir MoU Penegak Hukum Untuk Saling Melindungi
"Kalau pintarnya orang (dokter) Indonesia sama dengan di sana (Singapura). Dia (dokter) Indonesia juga biasa mengoperasi (pasien) di Singapura," kata dia. "Tapi, memang permasalahannya obatnya (untuk Novel) tidak ada (di Indonesia)," tambah Syarif.
Menurut dia, obat tetes mata yang ada kebanyakan mengandung bahan pengawet. Sedangkan untuk kebakaran kimia yang dialami Novel, lanjut Syarif, tidak dianjurkan menggunakan obat yang mengandung bahan pengawet.
"Kalau ditetes banyak, akan merusak mata. Jadi sebaiknya kalian pergi ke Singapura," kata Syarif mengutip dokter. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Beberkan Kondisi Terkini Novel Baswedan
Redaktur & Reporter : Boy