Dokter Reisa Ajak Masyarakat Patuhi 3M Sambil Menunggu Vaksin

Sabtu, 12 Desember 2020 – 02:30 WIB
Reisa Broto Asmoro. Foto: screenshot akun Sekretariat Presiden di YouTube.

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Broto Asmoro mengajak masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan 3M sambil menunggu vaksin Covid-19.

Vaksin tersebut saat ini menunggu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use of Authorization (EUA) setelah uji klinis fase 3 rampung dilaksanakan.

BACA JUGA: Inilah Fasilitas dan Kemudahan dari Bea Cukai Soekarno Hatta untuk Vaksin Covid-19

"Kepala Badan POM dr Penny Lukito sudah menegaskan izin penggunaan darurat akan diberikan dengan tetap mengedepankan prinsip keamanan dan khasiat yang terbukti efektif membangun kekebalan tubuh terhadap virus Sars-Cov2 penyebab Covid-19," ucap Reisa, Jumat (11/12).

Jajaran kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo juga telah menegaskan kedatangan vaksin Covid-19 cukup penting sebagai upaya mempersiapkan kegiatan vaksinasi secara nasional yang direncanakan mulai awal tahun depan.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 Meningkat, Satgas Butuh Tambahan Sukarelawan

Saat ini vaksin tersebut disimpan dengan aman dan dalam suhu yang terjaga. Nantinya distribusi vaksin ke seluruh Indonesia akan diawasi menggunakan teknologi tinggi agar tepat sasaran.

Vaksinasi akan diutamakan bagi masyarakat yang sudah masuk daftar penerima. Tahap pertama akan diberikan kepada kelompok yang berisiko tinggi tertular Covid-19.

BACA JUGA: Doni Monardo Sebut Protokol Covid-19 di Pilkada 2020 Cukup Baik

Kelompok prioritas ini yakni para tenaga kesehatan dan aparat yang membantu proses penelusuran, pengujian dan perawatan pasien Covid-19.

"Sebagai lini pertahanan terakhir, tentunya mereka harus dilindungi segera," ucap dr Reisa.

Bagi masyarakat yang belum vaksinasi, Reisa mengajak sama-sama mencegah penularan Covid-19. Caranya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan. Karena vaksin bukan satu-satunya cara mencegah penularan.

Dia mengatakan bahwa para ahli saat ini mengkhawatirkan tubuh orang yang tertular virus Corona terhadap fenomena yang dinamakan kondisi long Covid-19, yakni suatu gejala yang masih dialami penyintas seperti saat dia terinfeksi Covid-19.

"Tentu saja kita semua berharap vaksin dapat menurunkan kesakitan, kematian dan efektif membangun kekebalan khusus terhadap virus ini. Namun, sekalipun vaksin ada, sekali lagi 3M lah yang utama. Lindungi diri, lindungi keluarga, lindungi sesama," saran Reisa.

Untuk itu, akan lebih baik masyarakat melakukan pencegahan dari tertular Covid-19, karena masyarakat adalah barisan terdepan pencegahan penularan virus itu sendiri.

"Ditambah upaya pendukung 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan), terbukti ampuh. Dengan demikian kita bisa menaklukkan virus penyebab Covid-19 dan menghentikan pandemi ini," lanjut Reisa.

Masyarakat juga diminta jangan lengah dalam menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pakailah masker dengan benar dan hindari berkerumun.

Sebab, kata Reisa, dengan kendurnya penerapan protokol kesehatan, terbukti kasus positif Covid-19 meningkat pada November hingga pekan pertama Desember. Akibatnya fasilitas medis yang ada kewalahan menangani pasien.

"Pelaksanaan 3M masih menjadi tantangan selama pandemi hampir setahun ini. Apalagi akhir tahun sudah di depan mata, jangan sampai kita menambah kasus baru. Kita harus putus penularan Covid-19 sekarang juga," ajak Reisa.(tan/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler