Teras LPPM ATVI Spesial Ramadan:

Dokter Setia Berbagi Tips Menjaga Kebiasaan Sehat Selama & Sesudah Puasa Ramadan

Minggu, 24 April 2022 – 06:56 WIB
Kepala Instalasi Rawat Inap RS Tugu Ibu, Depok, dr. Setia Pribadi dalam acara Bincang Teras LPPM ATVI Spesial Ramadan bertema ‘Tetap Jaga Kebiasaan Sehat Usai Lebaran’ yang ditayangkan via Channel Youtube Teras LPPM ATVI, Kamis malam (21/4/2022). Foto: Tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Instalasi Rawat Inap RS Tugu Ibu, Depok, dr. Setia Pribadi berbagi cara atau tips untuk tetap menjaga kebiasaan sehat selama dan sesudah puasa Ramadan.

Menurut dokter Setia, puasa Ramadan adalah suatu peristiwa keagamaan yang dilakukan oleh umat Islam untuk mengubah kebiasaan atau perilakunya sehari-hari selama sebulan (29-30 hari) penuh. 

BACA JUGA: 6 Kebiasaan Sehat yang Bisa Anda Lakukan Agar Terhindar dari Penyakit Jantung

Perilaku tersebut meliputi makan, minum, tidur, olahraga, dan ritual ibadah.

“Kalau di luar bulan puasa Ramadan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari diubah menjadi malam hari,” kata dr. Setia Pribadi dalam acara Bincang Teras LPPM ATVI Spesial Ramadan bertema ‘Tetap Jaga Kebiasaan Sehat Usai Lebaran’ yang ditayangkan via Channel Youtube Teras LPPM ATVI, Kamis malam (21/4/2022).

BACA JUGA: 4 Kebiasaan Ini Jadi Penyebab Kulit Terlihat Lebih Tua, Oh Ternyata

Acara yang dipandu dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI) drs. Dian tersebut terselenggara atas kerja sama LPPM ATVI, Mastepedia.com, Taman Bacaan Masyarakat Bukit Duri Bercerita, dan didukung dua penerbit, Prenada Jakarta dan Mata Padi Yogya.

Menurut dokter Setia Pribadi, akibat perubahan perilaku atau kebiasaan tersebut, tentu dapat juga mengakibatkan perubahan dalam mekanisme tubuh manusia secara fisiologis baik fisik maupun mental.

BACA JUGA: 4 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari Agar Ginjal Selalu Sehat

Dia berharap selama 30 hari melakukan puasa akan terjadi keseimbangan (homeostasis) baru.

Contoh Homeostasis, lanjut dokter yang akrab disapa Acing adalah ketika kita tidak melakukan sarapan, akan terjadi penurunan kadar gula dalam darah. Atau ketika kita melakukan olahraga berat akan mengakibatkan suhu tubuh meningkat dan tubuh mengeluarkan keringat.

Menurut Acing, keringat yang keluar akan menyebabkan suhu tubuh menjadi dingin kembali. Ketika tubuh mendapatkan infeksi, bakteri atau virus, tubuh menjadi panas lemah.

Banyak lagi keadaan yang membuat tubuh melakukan keseimbangan baru ketika terjadi perubahan perilaku.

“Salah satu tujuan puasa pada bulan Ramadan, selain beribadah sebagai ketakwaan, juga terdapat kegunaan secara fisik menjadikan tubuh kita, mendapat tantangan baru yang dapat berakibat tubuh menjadi lebih sehat,” kata dokter Setia Pribadi yang juga Ketua Sub Komite Manajemen Risiko RS Tugu Ibu.

Ketika Ramadan selesai, kata dia, kita memasuki kebiasaan lama yang dijalankan sebelum puasa. Nah, di sini titik kritis, tubuh harus menyesuaikan kembali mekanisme fisiologisnya dan akan terjadi keseimbangan baru (homeostasis).

"Bagaimana kita menyikapi hal ini supaya kita tetap sehat?" tanya dokter Setia Pribadi.

Kemudian, dia menjawab, paling utama yang harus dipahami adalah bahwa ‘pola pikir’ kita, atau cara kita berpikir bahwa kita telah terlepas dari ‘belenggu’ puasa selama sebulan.

Jadi, layaknya orang yang telah terlepas dari suatu 'ikatan' maka akan melakukan kegiatan yang berlebihan. Inilah yang sering kali menjadi persoalan. 

Perilaku Berlebihan

Banyak orang datang ke IGD sebuah rumah sakit ßeusai puasa dengan keluhan, sakit di bagian perut seperti, mual, muntah, perih, melilit. Selain itu, terasa seperti ditusuk-tusuk, diare dan sebagainya.

“Semua itu terjadi karena tubuh kita mendapatkan perilaku yang berlebihan setelah puasa. Seperti makan yang berlebihan yang mengandung komponen makanan yang menyebabkan meningkat iritasi (pedas, soda) atau lemak yang tinggi sehingga lambung dan usus harus bekerja lebih berat dalam proses mencernanya,” papar dokter Setia Pribadi yang juga Ketua Satgas Penanggulangan Bencana RS Tugu Ibu ini.

Mengakhiri perbincangan itu, dokter Setia mengatakan hendaknya jangan mengosumsi makanan yang pedas, berlemak secara berlebihan. Berilah waktu kepada sistem pencernaan kita untuk berusaha memahami kondisi yang selama bulan Ramadan telah mencapai homeostasis.

“Begitu juga kebisaan kita berolahraga yang bisa jadi berubah ketika puasa dan seusai puasa. Perlu penyesuaian secara bertahap sehingga tubuh dapat menyesuaikan kembali kepada kebiasaan baru seusai puasa,” kata dokter Setia Pribadi.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler