Dongkrak Daya Beli Masyarakat, Intiland Siapkan Insentif

Jumat, 26 Agustus 2016 – 11:24 WIB
Ilustrasi. Foto: Ist

jpnn.com - JAKARTA –Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk Archied Noto Pradono mengatakan, amnesti pajak bakal mampu menggenjot bisnis properti untuk menjadi motor pertumbuhan.

”Setelah tax amnesty jalan, hopefully di kuartal keempat banyak masyarakat yang melaporkan hartanya. Kami lihat ada titik terang bagi masyarakat untuk masuk dan belanja di sektor properti,” ujarnya dalam kunjungannya ke Jawa Pos Biro Jakarta kemarin.

BACA JUGA: Istimewa, Laba Bersih Pertamina Melesat 221 Persen

Archied menambahkan, industri properti sepanjang dua tahun belakangan memang mengalami fase kurang baik. Perlambatan ekonomi global yang berdampak ke ekonomi domestik juga membawa pengaruh pada daya beli masyarakat pada properti.

Namun, dia mengapresiasi berbagai stimulus yang diberikan pemerintah melalui paket-paket kebijakan serta deregulasi yang mampu membantu sektor properti tetap tumbuh.

BACA JUGA: Bank Jatim Tunggu Waktu Jadi Administrator RDN

 ”Dari sektor perpajakan untuk sektor properti juga sudah cukup membantu. Tren bunga bank juga turun terus. Jadi, arah dari bisnis properti cukup bagus,” tambahnya.

Dia berharap sektor properti bisa mendapatkan manfaat dari semakin banyaknya dana segar pascapemberlakuan amnesti pajak. Perseroan, lanjut Archied, juga telah menyiapkan berbagai proyek yang nanti dapat dijadikan sarana investasi.

BACA JUGA: Indonesia Berpotensi Jadi Pasar Online Terbesar

Selain itu, emiten dengan kode perdagangan DILD tersebut memberikan berbagai insentif yang dapat menumbuhkan minat dan daya beli masyarakat pada sektor properti.

Dengan daya beli yang meningkat, dia optimistis backlog perumahan di tanah air juga bisa berkurang tiap tahun. Hal tersebut juga didukung makin meningkatnya pertumbuhan masyarakat kelas menengah ke atas yang mampu membeli rumah.

Dia melanjutkan, tumbuhnya sektor properti juga mampu memberikan efek berlipat pada industri-industri turunannya. Menurut dia, di sektor properti terdapat 174 industri lain yang ikut terdampak.

”Kalau industri properti di Indonesia itu ada supporting dari industri lainnya, mulai dari industri yang kecil seperti batu bata atau keramik, itu ikut kena semua. Snowball effect-nya gede di industri ini. Jadi bisa mendorong ekonomi juga,” jelasnya.

Komitmen pemerintah yang terus menggenjot pertumbuhan infrastruktur juga akan menjadi kesempatan sektor properti dan turunannya untuk terus tumbuh.

Tahun ini Intiland menargetkan penjualan mencapai Rp 2,5 triliun. Jumlah tersebut naik jika dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai Rp 1,9 triliun.

Archied memerinci, hingga Juni, sebanyak 40 persen target penjualan telah berhasil dicapai perseroan. Ke depan Intiland terus fokus pada segmen high rise di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. (dee/c10/sof/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiongkok Merajalela, Produsen Baja Indonesia Ogah Ekspor ke Vietnam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler