Doni Monardo: Awalnya Kewalahan, Sekarang Alhamdulillah Berkat Komando Bapak Presiden

Rabu, 21 Oktober 2020 – 18:47 WIB
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo. Foto: dokumen JPNN.COM/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo menyatakan terjadi perubahan penanganan corona cukup bagus selama satu bulan terakhir.

Doni menjelaskan sejak awal Presiden Jokowi menugaskannya melakukan upaya optimal dalam menangani Covid-19.

BACA JUGA: Satgas Covid-19 Minta Masyarakat di Rumah Saja saat Libur Panjang Oktober

"Agar masyarakat yang sehat harus tetap sehat, yang kurang sehat harus disembuhkan supaya sehat, dan yang sakit diobati sampai sembuh," kata Doni dalam talkshow di salah satu stasiun televisi swasta nasional yang ditayangkan, Selasa (20/10).

"Bahkan, kami secara total itu tidur di kantor. Selama tiga bulan tidak pernah pulang. Bahkan Lebaran pun kami Lebaran di kantor untuk memastikan pelayanan kepada masyarakat berlangsung sangat baik," sambung ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 itu.

BACA JUGA: Pakar Kesehatan Beber Kiat Liburan di Tengah Pandemi Covid-19

Doni mengakui awalnya bangsa ini memang kewalahan menghadapi Covid-19. Menurut dia, jangankan Bangsa Indonesia, banyak negara maju dengan sisstem kesehatan sangat baik, jumlah dokter sangat hanyak, sistem asuransi kesehatan sangat baik tetapi juga kewalahan.

"Namun, alhamdulillah berkat kerja keras semua pihak di bawah komando dari Bapak Presiden Jokowi bersama para menko, menteri, kepala lembaga, didukung oleh para gubernur, bupati, wali kota dan komponen masyarakat lainnya hari ini ada perubahan cukup bagus, selama satu bulan terakhir," kata Doni.

BACA JUGA: Kiat Mengetahui Tempat Wisata Aman dari Covid-19

Dia menjelaskan kasus aktif Covid-19 pada 20 September 2020 berada pada posisi 23,6 persen. Pada 20 Oktober 2020 atau sebulan kemudian, kasus aktif mengalami penurunan 6,7 persen menjadi 16,93 persen.

"Sebuah prestasi yang luar biasa. Sekali lagi, kerja sama di bawah satu komando  oleh Bapak Presiden bisa menekan kasus," ujarnya.

Doni menambahkan angka kesembuhan pada 20 September mencapai 72,5 persen. Lantas pada 20 Oktober, angka kesembuhan 79,61 persen.

"Mengalami peningkatan 7 persen.  Sebuah prestasi yang juga sangat membanggakan," ungkap Doni.

Dia menegaskan total warga negara Indonesia yang sudah sembuh mencapai 293.653 orang. Hanya saja, Doni mengakui, angka kematian 3,45 persen. Masih di atas angka kematian global 2,85 persen.

Namun, yang perlu dicatat, pada awal kasus muncul angka kematian mendekati 9,8 persen.

"Alhamdulillah hari ini telah turun sangat pesat sekali. Mudah-mudahan para dokter makin terampil, makin terlatih, makin memiliki pengetahuannya cukup sehingga bisa menyembuhkan pasien dengan lebih baik lagi," kata dia.

Doni menambahkan berdasar data yang diperoleh, pasien dalam kondisi gejala ringan angka kematiannya nol persen, alias sembuh 100 persen.

Ketika kasus menjadi sedang, risiko kematian mencapai 2,6 persen. Lantas, kasus meningkat menjadi berat risiko kematian 6,7 persen. Saat kondisi kritis, pasien tersebut berisiko meninggal hingga mencapai 67,5 persen.

"Artinya, kalau kita semua bisa mengetahui gejala lebih awal dan ada intervensi semua pihak, pimpinan di daerah termasuk kepala puskesmas untuk mengingatkan masyarakat bersedia melakukan isolasi mandiri maka kita bisa memantau mereka yang sakit, tanpa gejala untuk bisa disembuhkan," ungkap Doni. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler