jpnn.com - SURABAYA-Menteri BUMN Dahlan Iskan berupaya mendorong penggunaan energi terbarukan secara lebih meluas. Saat ini penggunaan energi terbarukan seperti pemanfaatan tenaga surya masih terbatas. Padahal dengan tenaga surya, bisa mengurangi ketergantungan listrik dari PLN.
Dalam kunjungannya ke PT Santinilestari Energi Indonesia, produsen produk-produk energi terbarukan kemarin (8/7), Dahlan menyatakan kekagumannya terhadap produk buatan pabrik yang berada di wilayah Kenjeran itu. Kunjungan tersebut merupakan kali kedua sejak 2011 lalu. Saat itu ia meminta dibuatkan lampu tenaga surya.
BACA JUGA: Target Pertumbuhan 5,5-6 Persen
"Sudah banyak lampu tenaga surya, tapi kebanyakan memiliki bentuk baterai dan lampu terpisah. Jadi, kalau dipakai cepat panas dan lebih cepat mati. Nah, produk yang dibuat ini berbeda, antara baterai dan lampu menyatu," katanya kemarin (8/7).
Bentuk yang demikian membuat kinerja lampu tenaga surya menjadi lebih efisien. Sebab ketika siang hari, lampu panel tersebut sepenuhnya memanfaatkan tenaga surya.
BACA JUGA: Menkeu Optimistis Rupiah Terus Menguat
Dengan demikian tidak mengambil energi dari baterai. Sedangkan baterai bisa sepenuhnya menyimpan energi yang dapat dipakai pada waktu malam hari.
Sayangnya, kendati sudah berproduksi, peminat untuk lampu tenaga surya tersebut belum banyak dan terbatas kalangan tertentu.
BACA JUGA: Rupiah Perkasa, Saham Bergairah
Padahal, manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan lampu tenaga surya sejenis. Oleh karena itu, Dahlan berinisiatif untuk mendorong penggunaan lampu tersebut secara massal.
"Lampu ini bisa dipakai di rumah dan perkantoran. Makanya, seperti Graha Pena bisa diganti dengan lampu tersebut," tandas dia.
Selain itu, Dahlan juga mendorong BUMN untuk memakai lampu tersebut. "Pemanfaatan tenaga surya juga bisa mengurangi ketergantungan listrik PLN," lanjutnya.
Kelebihan lain, lampu tersebut bisa dikontrol lewat ponsel, terutama ketika menyalakan maupun mematikan. Teknologi itu memanfaatkan system communication gateway. Jadi, cukup mengirimkan SMS dengan format tertentu, maka lampu bisa nyala maupun mati.
Selain lampu, pabrik tersebut juga memproduksi televisi khusus tenaga surya. Memang, produk sejenis di pasaran juga sudah ada, tapi lagi-lagi pabrik tersebut melakukan pembaharuan. Yakni, memperbesar kapasitas baterai, sehingga bisa menyala hingga 15 jam.
"Tentunya ini bisa dimanfaatkan masyarakat pedalaman yang belum terjangkau aliran listrik, arus informasi dan komunikasi jadi terhambat," ungkapnya.
Tapi yang menjadi kendala, produk ini belum dijual bebas, sebab dari segi harga relatif tinggi. Jadi, sekarang lebih banyak dimanfaatkan untuk pendukung program pemerintah seperti polisi hutan.
Sementara Direktur PT Santinilestari Energi Indonesia Sandy Hartono mengatakan produk lampu itu sudah teruji dan memiliki keunggulan dibandingkan produk tenaga surya yang sudah ada.
"Lebih efisien dan bisa dikontrol dari handphone menggunakan SMS. Tapi peminatnya belum banyak, yang pakai baru kalangan perusahaan dan untuk kegiatan CSR," urainya.
Masih sedikitnya peminat, Sandy berharap, dengan dorongan Menteri BUMN bisa meningkatkan jumlah pengguna produk-produk tenaga surya. Selain lampu jalan dan lampu rumah, pihaknya juga memproduksi lampu tenaga surya tahan air.
Lampu tersebut bisa dimanfaatkan para nelayan. Serta lampu untuk pedagang kaki lima yang dapat menggantikan penggunaan lampu dari hasil pencurian listrik maupun lampu minyak. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasokan Kemasan Rokok Seram Harus Dibarengi Sosialisasi
Redaktur : Tim Redaksi