Menkeu Optimistis Rupiah Terus Menguat

Rabu, 09 Juli 2014 – 06:41 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Panasnya kompetisi menuju kursi RI 1 sempat membuat investor ketar ketir sehingga menekan nilai tukar rupiah. Namun, sentimen positif kini mendorong penguatan rupiah kembali.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, penguatan signifikan rupiah dalam dua hari terakhir,  salah satunya disebabkan tumbuhnya kembali kepercayaan investor terhadap Indonesia yang diproyeksi bisa melaksanakan pemilihan presiden dan wakil presiden dengan lancar.

BACA JUGA: Rupiah Perkasa, Saham Bergairah

"Ini faktor kepercayaan, setelah Pilpres lancar, rupiah akan kembali menguat," ujarnya di DPR kemarin (8/7).

Sebagaimana diketahui, data Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, rupiah kemarin (8/7) ditutup di level 11.695 per USD, menguat 92 poin dibanding penutupan Senin (7/7)) yang di posisi 11.787 per USD.

BACA JUGA: Pasokan Kemasan Rokok Seram Harus Dibarengi Sosialisasi

Ini berarti, sepanjang awal pekan ini, rupiah sudah terapresiasi sebesar 192 poin dibanding penutupan Jumat pekan lalu yang di posisi 11.887 per USD.

Sementara itu, di pasar spot, data Bloomberg menunjukkan rupiah kemarin sudah menguat hingga ke posisi 11.626 per USD, naik 0,74 persen dibanding penutupan hari sebelumnya. Jika dicermati, penguatan rupiah ini menjadi yang terbesar dibanding mata uang utama di Asia Pasifik lainnya.

BACA JUGA: Diguyur Rp57,7 Triliun, IPM Papua dan Papua Barat Tetap Jeblok

Menurut Chatib, sebelumnya pasar sempat khawatir saat melihat persaingan antara pasangan Jokowi-Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta makin ketat. Namun, sepanjang proses kampanye, ternyata berjalan lancar dan aman tanpa menimbulkan gejolak di masyarakat. "Itu menjadi sentimen positif sehingga mereka (investor, Red) kembali masuk (ke Indonesia)," katanya.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menambahkan, saat ini sebenarnya tidak ada faktor fundamental yang bisa mendorong penguatan nilai tukar rupiah secara signifikan.

Karena itu, penguatan nilai tukar rupiah maupun melesatnya kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) ini diperkirakan lebih banyak didorong faktor nonfundamental. "Tentu ini terkait Pilpres," ujarnya.   

Menurut Destry, sebagian besar investor memang lebih nyaman dengan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla untuk memimpin Indonesia. Karena itu, investor sempat khawatir ketika lektabilitas pasangan Prabowo-Hatta Rajasa sempat naik signifikan dan menempel ketat Jokowi-Jusuf Kalla berdasar beberapa survei.

Namun, survei-survei terbaru yang dirilis beberapa hari terakhir ini menunjukkan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla masih unggul. "Karena itu, investor seperti tidak mau ketinggalan dan mulai melakukan aksi beli (aset pasar keuangan di Indonesia)," jelasnya. (owi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD dan BPK Akan Usut Penggunaan Dana Transfer


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler