jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) dinilai optimal dalam mendongkrak produktivitas petani di seluruh sektor pertanian.
Tidak hanya sektor perkebunan, tetapi juga tanaman pangan, hortikultura, peternakan, dan lain-lain.
BACA JUGA: Kementan: Cermati Harga Beras, Hindari Spekulasi
Kementerian pimpinan Andi Amran Sulaiman itu juga terus mendorong peningkatan jumlah komoditas beras sebagai sektor yang sangat strategis di Indonesia.
"Di semua pulau di Indonesia hampir jumlah (produksi) beras kita meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan domestik kita saat ini saya rasa cukup," ujar anggota Komisi IV DPR I Made Urip, Selasa (9/10).
BACA JUGA: Sandi Bandingkan Harga Makan Siang di Jakarta dan Singapura
Dia menambahkan, Kementan juga berkomitmen mengikuti arahan Presiden Joko Widodo untuk menjaga stabilitas harga beras di pasaran dan tingkat petani.
Bahkan, sambung Made Urip, Kementan juga menjaga stabilitas nilai produk hortikultura, petenakan dan subsektor lainnya.
BACA JUGA: Harga Beras Turun, Cabai Merah Keriting Naik
"Sebagai yang membantu presiden, menteri pertanian terus dapat meningkatkan produktivitas pertanian di dalam negeri," ujar Made Urip.
Made Urip menambahkan, salah satu bentuk kinerja Kementan untuk meningkatkan produktivitas pertanian padi adalah dilaksanakannya program pompanisasi, pembangunan embung, serta penambahan jumlah irigasi persawahan.
Dia mengatakan, program seperti itu adalah cara strategis menjaga produktivitas pertanian padi sehingga mampu menjaga ketersediaan stabilitas beras nasional.
"Itu bagus. Usaha yang tepat untuk meningkatkan produktivitas pertanian walaupun di musim kemarau saat ini," ucap Made Urip.
Made Urip menuturkan, gebrakan Kementan mampu memberikan kontribusi penting kepada produksi beras nasional.
Infrastruktur pertanian menjadi sorotan utama pemerintahan Presiden Joko Widodo agar tetap menjaga produksi dan stabilitas harga beras nantinya.
"Kalau ada isu, misalnya, bagaimana harga beras bisa naik, itu, kan, di lapangan tidak demikian. Yang kita lihat di lapangan produksi riilnya seperti apa implementasinya," kata Made Urip.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor beras Indonesia kategori premium dan khusus terus melonjak selama empat tahun terakhir.
Data BPS mencatat, pada 2017 ekspor beras premium dan khusus mencapai 3.433 ton atau naik 130 ton dibanding 2014.
Menyoal kabar naiknya harga beras di pasaran yang belum lama ini mengemuka, menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Maman Suherman, hal itu merupakan mekanisme alamiah pasar sebab antara pasokan dan kebutuhan permintaan.
Selain itu, ada juga pengaruh tahapan rantai pasokan beras mulai produksi, pengolahan hingga distribusi ke pasaran. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stok Melimpah, Harga Beras Lebih Terkendali
Redaktur : Tim Redaksi