jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai pemerintah terlalu lembek dalam melakukan upaya penyelamatan 14 WNI sandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.
Ini dikatakan Dasco, menyusul rencana pemerintah Filipina menyiapkan serangan besar-besaran untuk menggempur kelompok Abu Sayyaf secara militer. Hal ini dikhawatirkan mengancam keselamatan para sandera.
BACA JUGA: Mbak Puan ke Mentawai, Ini Oleh-Olehnya untuk Warga
"Saya sudah berulang kali ngomong bahwa pemerintah Indonesia terlalu lembek. Kewajiban pemerintah melindungi seluruh rakyat Indonesia dimanapun berada," tegas Dasco di gedung DPR Jakarta, Kamis (28/4).
Politikus Gerindra itu menyebutkan sudah waktunya pemerintah melayangkan nota protes pada pemerintah Filipina, karena tak kunjung mengizinkan TNI ikut membantu penyelamatan sandera dari kelompok militan di Filipina Selatan.
BACA JUGA: Pak Jokowi, Please Ingat Lagi Piagam Perjuangan Marsinah
"Filipina tidak perlu malu mengakui bahwa secara de facto, daerah itu tidak mereka kuasai, yang menguasai kelompk Abu Sayyaf. Kalau ada pemerintah negara lain, jangan dianggap intervensi, dianggap sekutu saja. Kan bisa membantu menumpas pemberontakan di Filipina," ujarnya.
Pihaknya juga menganggap kendala sulitnya medan yang disampaikan pemerintah Filipina seharusnya tak jadi alasan. Sebab, TNI siap ke mana pun ditugaskan menyelematkan warganya.
BACA JUGA: Antara Teror di Magelang dan Yogya dengan Bom di Acara PPP
"Kalau dibilang kesulitan medan, coba tanya TNI, takut gak ke daerah di sana, pasti TNI bilang, mati aja kita siap," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yakinlah, Penembak Misterius di Magelang Bakal Segera Ditangkap
Redaktur : Tim Redaksi