DPR Diisi Kader Instant, Politisi Kutu Loncat Kian Marak

Jangan Berharap Banyak Ke DPR 2009-2014

Selasa, 19 Mei 2009 – 18:54 WIB

JAKARTA – Pemilu legislatif 9 April lalu telah mengantarkan banyak wajah baru di SenayanNamun demikian, belum tentu parlemen yang akan dilantik pada 1 Oktober nanti akan lebih baik dari parlemen sebelumnya

BACA JUGA: Pemerintah Akui DPS Pilpres Belum Sempurna

Sebab, banyak caleg terpilih adalah kader instant.

Pengamat dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Eko Prasodjo menyatakan, parpol yang ada telah gagal melakukan pendidikan politik
Akibatnya, proses rekrutmen dan seleksi kader menjadi asal-asalan

BACA JUGA: Timses SBY-Boediono Hingga Tingkat Kabupaten



“Imbas dari proses rekrutmen dan seleksi kader yang serampangan adalah wajah parlemen yang tidak menunjukkan keunggulan kualitas
Jadi jangan berharap wajah parlemen akan lebih baik bila pendidikan politiknya lumpuh

BACA JUGA: Ruhut: Fadel Ingin Masuk Timses SBY-Boediono

Parahnya ini tidak hanya terjadi di level DPR pusat, tapi juga keseluruhan nasional,” ujar Eko yang ditemui hadir sebagai pembicara pada acara Sarasehan Nasional Tokoh Lintas Daerah di gedung DPD, Jakarta, Selasa (19/5).

Guru Besar Ilmu Politik di UI ini menambahkan, kini setalah Pemilu legislative digelar justru fenomena politisi kutu loncat semakin marakMenurut Eko, banyaknya kutu loncat politik tersebut merupakan gambaran gagalnya pendidikan politik oleh parpol

“Parpol sejatinya merupakan kawah candradimuka bagi kader yang ingin berkiprah di dunia politikKarena itu proses internalisasi ideologi politik merupakan keharusan dalam tahapan pendidikan politikKalau partai berhasil melewati tahap ini, tidak mungkin ada kutu loncat itu,” cetusnya.

Ditambahkannya, ternyata fenomoena kutu loncat itu juga terjadi pada partai-partai yang sudah lama eksis termasuk PDIP dan GolkarKarenanya, kata Eko, tidak heran jika dua partai besar tersebut juga mengalami perpecahan dalam sikap politiknya.

Eko justru memuji PKS sebagai partai yang mampu melakukan internalisasi nilai-nilai ideologis kepada kader dan simpatisannya“Ada satu-dua partai yang relatif mampu menjalankan internalisasi ideologi politiknyaPKS masuk dalam kategori ini,” ucap Eko.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Isu Munaslub, Kubu JK Kebakaran Jenggot


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler