DPR Diminta Tegur Menneg BUMN

Kamis, 25 November 2010 – 17:28 WIB
JAKARTA - Mantan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Menneg BUMN) Tanri Abeng minta Komisi VI DPR RI menegur Menneg BUMN Mustafa Abubakar karena hasil kerja dari Kementerian BUMN itu belum ada"Saya sarankan Komisi VI DPR menegur Menneg BUMN karena hingga saat ini belum ada satupun BUMN yang menggerakkan pembangunan infrastruktur di tanah air," kata Tanri, dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Panitia Kerja (Panja) Daya Saing Komisi VI DPR RI, Kamis (25/11).

Menurut Tanri, sejak reformasi bergulir belum ada satu pun pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara signifikan oleh pemerintah melalui Kementerian BUMN

BACA JUGA: DPR Tolak Pertamina Beli Saham Medco

"Tanpa pembangunan infrastruktur seperti jalan, pelabuhan, bandara dan pembangkit listrik oleh pelaku usaha BUMN tidak mungkin daya saing nasional dapat ditingkatkan,"

Lebih jauh, Tanri Abeng yang juga Presiden Komisaris PT Telkom Indonesia sempat memuji upaya Pemerintah terdahulu SBY-JK yang mendorong BUMN untuk ambil bagian dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui "Infrastruktur Summit" yang sempat digelar pada tahun 2004.

"Meski belum satu pun yang dieksekusi hasil dari infrastruktur summit itu, setidak SBY-JK telah mencoba untuk mengarahkan BUMN agar ambil bagian dalam pembangunan infrastruktur
Agar niat baik pemerintah terdahulu bisa direalisir, siapa pun menteri BUMN-nya, mestinya dapat melanjutkan infrastruktur summit tersebut," tegas Tanri.

Selain itu, dalam RDPU yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi VI Airlangga Hartarto, Tanri juga menyinggung masalah APBN

BACA JUGA: Penerimaan Pajak Negara Sudah 77,7 Persen

Menurut dia, APBN boleh saja minus atau mengalami defisit
Tetapi yang terpenting defisit tersebut dialokasikan untuk belanja modal yang diorientasikan bagi pembangunan infrastruktur.

Jika langkah itu yang ditempuh, maka defisit APBN akan pulih hanya dalam waktu tiga atau empat tahun tapi ada manfaat besar dibalik itu semua pihak dapat menikmati hasilnya.

"Itu hanya bisa dilakoni oleh sosok pemimpin yang visioner dan memiliki kerangka berpikir sekaligus kerangka kerja yang strategis," tegasnya.

Kalau pemimpinannya hanya berpikir secara transaksional tentu tidak akan terealisasi, imbuh Tanri Abeng.(fas/jpnn)

BACA JUGA: Konversi Mitan ke LPG, Pemerintah Hemat Rp 19 Triliun

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Indonesia Ditunggu di UEA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler