DPR: Jangan Terlena dengan Corona, DBD Lebih Mengancam

Selasa, 10 Maret 2020 – 20:18 WIB
Wakil Ketua Komisi IX DPR E. Melkiades Laka Lena (kanan) saat diskusi Forum Legislasi bertajuk “Perlukah UU Khusus Atasi Dampak Covid-19?” di Media Center Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/3). Foto: M Kusdharmadi/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan bahwa Indonesia tidak boleh terlena dengan wabah virus corona, yang merupakan penyakit dari internasional. Sebab, kata Melkianus, ada penyakit lokal yang justru lebih mengancam masyarakat karena sekarang penyebarannya sudah kian parah.

Ia menyebutkan bahwa penyakit itu antara lain demam berdarah dengue (DBD) dan malaria. “Jadi, di negeri kita ini penyakit-penyakit internasionalnya ada seperti corona, tetapi ada juga penyakit lokal seperti DPD dan malaria. Memang Kementerian Kesehatan ini menangani seluruh urusan kesehatan, menyehatkan orang dari semua penyakit sehingga jangan cuma terpukau dengan corona saja,” kata Melki saat diskusi Forum Legislasi bertajuk “Perlukah UU Khusus Mengatasi Dampak Covid-19?” di Media Center Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/3).

BACA JUGA: Komisi IX Minta Pemerintah Perhatikan KLB DBD

Ia menambahkan kemarin Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo memerintahkannya ke Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan pengecekan terkait wabah DBD tersebut. Sebab, ujar Melki, NTT termasuk yang paling parah karena sudah banyak korban meninggal dunia karena DBD. 

“NTT sudah 33 orang meninggal karena DBD dan hampir 3.000 orang kena DBD. Se-Indonesia itu sudah hapir 15 ribu , dan 100 orang lebih mungkin ada yang meninggal,”  ujarnya.

BACA JUGA: Di Jabar, DBD Merenggut 15 Nyawa, Dinas Kesehatan Tetapkan KLB

Politikus Partai Golkar itu mengatakan bahwa itulah kondisi riil yang dialami Indonesia. Menurut dia, persoalan DBD lebih konkret dibanding corona.  Dia menegaskan kedua penyakit itu sama-sama belum ada obatnya. “DBD dan corona belum ada obatnya,” tegasnya.

Melki yakin Indonesia punya kemampuan menghadapi dan melewati ini semua. Dia menegaskan, bila ini bisa dilalui  dengan baik, maka akan menjadi satu contoh untuk menghadapi sejenis corona  di masa yang akan datang.

BACA JUGA: Tak Perlu Panik Berlebihan, Daya Tahan Tubuh yang Baik Bisa Tangkal Virus Corona

“Kalau ini kita bisa lewati dengan baik termasuk protokol yang kita lakukan ini, dan juga bagaimana kemampuan Indonesia bisa menghadapi corona, maka ini bisa menjadi contoh yang lain,” kata politikus asal NTT itu.

Anggota Komisi IX DPR Kurniasih Mufidayati mengatakan bahwa DBD merupakan satu hal yang tidak boleh dilupakan. Ia meminta jangan terlena dengan Covid-19. “Karena DBD ini juga sudah KLB (keadaan luar biasa),” tegas Mufida.

Ia menegaskan bahwa sudah ada 80 lebih korban yang meninggal dunia. Sedikitnya, kata dia, ada 14 ribu lebih kasus DBD se-Indonesia.

“Lebih banyak daripada pasien Covid-19 dan juga korban dari Covid-19,” tegas  politikus PKS yang karib disapa Mufida itu.

Karena itu, ujar dia, Komisi IX DPR nanti perlu berbagi tugas untuk melakukan supervise terhadap DBD dan Covid-19. Dia juga meminta pemerintah benar-benar harus sangat serius memerhatikan kesehatan masyarakat di Indonesia dari segala macam virus. “Virus DBD ini akan lebih tinggi bahayanya dibandingkan dengan virus Covid-19 , tetapi juga tidak boleh menggampangkan Covid-19 juga,” katanya.

Ia mengatakan perlu dibentuk satuan kerja pemerintah dengan melibatkan sejumlah kementerian untuk menangani Covid-19. Sebab, kata dia, penanganan Covid-19 ini sangat terkait dengan kementerian lain. Di antaranya Kementerian Perhubungan,  Kementerian Luar Negeri, Ditjen Imigrasi Kemenkumham, dan stakeholder lainnya. “Ini perlu dilbatkan dalam menangani Covid-19,” tegas Mufida.(boy/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler